Reporter: Sofyan Nur Hidayat |
BENGKULU. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Pulai Baai, Bengkulu terancam merugi hingga Rp 30 miliar tahun ini. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari total target pendapatan Pelindo II Cabang Bengkulu. kerugian muncul karena pelabuhan Pulau Baai mengalami pendangkalan parah sehingga kapal-kapal tidak bisa berlabuh.
Untuk memperlancar jalur masuknya kapal yang akan merapat ke dermaga, Pelindo II Cabang Bengkulu berencana melakukan pengerukan alur pelabuhan. Pasalnya, saat ini, kedalaman air di alur masuk hanya 3,5 meter.
Menurut Indra Hidayat Sani, General Manager Pelindo II Cabang Bengkulu, pihaknya butuh dana investasi Rp 150 miliar untuk melakukan pengerukan 1,5 juta meter kubik pasir. Juga, untuk merenovasi breakwater (tanggul pemecah ombak) selatan, pembuatan groin (pelindung gelombang) kiri, pembuatan dua groin di Tanjung Kerbau, dan pembuatan tiga groin kanan.
Saat ini, mereka sedang menunggu izin pengerukan dari Dirjen Perhubungan. "Pendangkalan di alur masuk sudah sangat parah. Setiap bulan, bisa ada 20 kapal yang kandas," kata Indra, Senin (8/11).
Pieter Fina, Administrator Pelabuhan Pulau Baai, mencatat, sejak Januari-Oktober 2010, sudah ada 156 kapal kandas ketika akan memasuki dermaga. "Pendangkalan disebabkan oleh penumpukan pasir di sebelah kanan alur masuk pelabuhan," imbuhnya.
Salah satu perusahaan yang merugi besar akibat pendangkalan pelabuhan Pulau Baai adalah Pertamina. Perusahaan migas pelat merah ini sebelumnya bisa memasuki dermaga dengan kapal berkapasitas 3.000 ton. Tapi, sejak ada pendangkalan, Pertamina harus merapatkan kapal berkapasitas 1000 ton sebanyak tiga kali ke pelabuhan ini.
Sebenarnya, untuk mengatasi masalah ini, Pelindo sudah bekerjasama dengan PT Pathaway Internasional sebagai mitra untuk proyek pengerukan pelabuhan Pulau Baai. Namun, mulai 6 November 2010 lalu, Pathaway menghentikan pengerjaan pengerukan. Alasannya, "Mereka masih ada permasalahan dengan kontrak pembayaran yang ditandatangani dengan Pelindo," kata Pieter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News