Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona baru atau Covid-19 yang semakin meluas belum berdampak pada kinerja industri sektor konstruksi. Walaupun begitu, kontraktor mengaku apabila berkepanjangan akan ada kesulitan dalam pasokan bahan.
Sekretaris Perusahaan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) Maria Cesilia menyebutkan, dalam mengerjakan proyek, ACST belum mengalami kendala. Menurutnya sejauh ini hanya sparepart dari machineries yang menggunakan barang-barang impor. Walau demikian, ACST dapat mengatasinya. "Karena material konstruksi kami menggunakan produk dalam negeri," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (06/4).
Baca Juga: John Riady beberkan strategi Lippo Karawaci (LPKR) tangani dampak pelemahan rupiah
ACST berharap sentimen negatif ini segera berakhir, sebab akan ada dampak pada sektor konstruksi apabila wabah corona berkepanjangan. "Apabila terjadi pandemi dan terjadi lebih dari 6 bulan, kemungkinan akan terimbas ada," tuturnya.
Menurutnya, yang akan terganggu dari sisi tenaga kerja maupun sub kontraktor yang menggunakan tenaga asing. Hal tersebut memungkinkan pada berdampaknya waktu penyelesaian proyek.
Saat ini, ACST sedang menggarap beberapa proyek yakni proyek pondasi Skysuites Mega Kuningan yang telah didapatkan sejak tahun lalu dan menjadi salah satu proyek terbesar. Kemudian proyek struktur di Apartemen Arumaya dan juga proyek PLTU di Karimun.
Maria menuturkan bahwa saat ini sudah mendapatkan beberapa proyek pondasi. "Saat ini kami baru mendapatkan beberapa kontrak pondasi yang nilainya belum terlalu besar," kata dia.
Baca Juga: Simak penopang kinerja Intiland Development (DILD) sepanjang 2019
Lebih lanjut Maria bilang, untuk bidikan proyek baru akan terus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian perusahaan. Namun, dengan kondisi saat ini, yakni wabah virus corona, pastinya akan berpengaruh dalam pelaksanaan proyek dan dalam proses tender yang diikuti oleh Acset Indonusa.
Sayangnya, dalam kondisi ini Maria belum membeberkan langkah efisiensi yang diterapkan oleh perusahaan konstruksi dan kontraktor dengan spesialisasi di bidang fondasi, struktur, sipil dan infrastruktur ini.
Sementara itu, kini ACST masih menggarap proyek bawaan yang sudah didapat dari tahun-tahun sebelumnya. "Saat ini kami masih ada beberapa kontrak yang baik kami dapatkan di 2017 atau 2018 dan 2019, nilainya sekitar 4 triliun lebih," lanjutnya.
Baca Juga: Laba Intiland Development (DILD) melesat 23,45% pada 2019
Untuk proyek-proyek berjalannya, Acset Indonusa ini juga tengah mendiskusikan kepada pemilik proyek dan sub kontraktor. "Kami masih mendiskusikan akibat-akibat dan mitigasi yang dapat kami lakukan," ujar Maria.
Melalui beberapa proyek tersebut, ASCT berharap mampu meningkatkan kinerja. Sebab di tahun lalu ACST mencatatkan rugi bersih Rp 1,14 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya mencetak laba bersih Rp 18,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News