kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, sektor petrokimia kian menantang


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 07:10 WIB
Di tengah pandemi, sektor petrokimia kian menantang


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri petrokimia masih harus bersabar untuk memperoleh pertumbuhan bisnis di tahun ini. Apalagi pelemahan daya beli selama pandemi ini turut menekan bisnis para pelaku usaha baik di segmen hulu maupun hilir.

Vice President, Corporate Relations and Sustainability, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Edi Rivai mengatakan apapun kondisi bisnis yang terjadi di hilir ikut mempengaruhi perolehan bisnis di sektor hulu. Sebagai produsen bahan baku plastik dan kemasan, TPIA juga terkena dampak dari pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini.

Mengenai perolehan kinerja kuartal tiga, Edi belum bisa membeberkan lebih lanjut, yang jelas perseroan masih mengupayakan yang terbaik. "Mengingat di kuartal pertama dan kedua pasar berkontraksi, tapi kami berharap kuartal empat ini bisa membaik," sebutnya saat acara sebuah webinar, Jumat (23/10).

Baca Juga: Harga ayam broiler dan DOC tertekan, ini target penjualan Charoen Pokphand (CPIN)

Persoalan utama, senada dengan Inaplas, ada di problem melemahnya daya beli masyarakat saat ini sehingga berdampak bagi penyerapan bahan baku yang diproduksi industri hulu. Selain itu adanya larangan plastik di beberapa daerah berpotensi menghambat industri ini.

Untuk mengatasi pelemahan penjualan di tingkat domestik, Edi mengaku perusahaan juga berusaha mencari celah dengan mendorong penjualan ke pasar ekspor lewat produk non komoditas namun bernilai tambah. Manajemen tak menguraikan lebih lanjut besaran yang ingin diraih dari ekspor, namun selama pasar domestik masih lemah tentu beragam sasaran pasar lainnya akan dijajal.

Mengulik laporan keuangan perseroan di semester pertama tahun ini penjualan ekspor sebenarnya tercatat turun 9,2% secara tahunan menjadi US$ 254,92 juta, namun penurunan tersebut tak sebesar penjualan domestik yang anjlok hingga 24% secara tahunan menjadi US$ 583,99 juta.

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) gencar menjajal pasar baru

Secara industri, perseroan melihat permintaan untuk poliolefin saja di tingkat domestik turun sekitar 20%-30% di semester satu tahun ini yang menjadikan kondisi pasokan dalam negeri berlebih. Meski mencari peluang di pasar ekspor, TPIA tetap tak melupakan pasar domestik begitu saja apalagi perusahaan berkomitmen mengurangi beban dari impor petrokimia secara berangsur-angsur.




TERBARU

[X]
×