kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didorong daya beli, bisnis FMCG Tigaraksa tumbuh dobel digit


Minggu, 30 Juni 2019 / 15:33 WIB
Didorong daya beli, bisnis FMCG Tigaraksa tumbuh dobel digit


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja bisnis PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) berhasil melejit di awal tahun ini. Sampai kuartal pertama 2019, baik topline maupun bottomline mampu tumbuh dobel digit.

Menilik laporan keuangannya di kuartal-I tahun ini, TGKA mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 4,13 triliun atau tumbuh 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,46 triliun. Lianne Widjaja, Presiden Direktur TGKA mengakui bahwa bulan-bulan jelang pemilihan umum kemarin turut mendongkrak daya beli di tengah masyarakat.

"Beberapa bulan menjelang konstestasi Pilpres ada akselerasi belanja pemerintah, hal ini tentu berpengaruh pada kenaikan daya beli masyarakat dalam jangka pendek," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (30/6). Tentunya hal tersebut berdampak positif bagi distributor produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) ini.

Selain revenue yang naik, beban pokok penjualan perseroan juga melejit 70% year on year (yoy) menjadi Rp 3,7 triliun di kuartal-I 2019. Tapi laba kotor masih dapat diamankan sebesar Rp 428,8 miliar atau naik 48% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 288,96 miliar.

Setelah dikurangi pos beban keuangan dan lainnya, didapati laba bersih yang dikumpulkan TGKA sampai akhir Maret 2019 ialah Rp 113,68 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan hingga 78% dibandingkan kuartal-I tahun kemarin yang tercatat hanya Rp 63,84 miliar.

Sebelumnya Lianne pernah bilang bahwa laba bersih di kuartal-I tahun ini sudah hampir memenuhi 50% dari target laba bersih sepanjang tahun 2019. Adapun untuk target pertumbuhan bisnis, TGKA masih cenderung hati-hati mematoknya.

Menurut Lianne secara umum pertumbuhan perekonomian masih dalam trend stagnan, sehingga perlu pertimbangan untuk berhati-hati, sebelum melakukan keputusan-keputusan bisnis. TGKA beranggapan bahwa perang dagang China dan AS ini, jika terus terjadi dalam jangka panjang, akan cukup mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Efeknya dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang berpotensi mengganggu target penjualan tahun ini dan tahun depan," ungkapnya. Oleh karena itu TGKA hanya membidik pertumbuhan bisnis high single digit sampai akhir tahun ini.

Meski demikian, sebagai pelaku usaha, Lianne harus tetap optimistis dan terus melakukan ekspansi. Khususnya ekspansi dengan menambah jumlah prinsipal baru dan varian produk di segmen buku pendidikan (educational product).

Sampai kuartal-I 2019 ini segmen bisnis buku pendidikan mengalami pertumbuhan sangat tinggi yakni 78% year on year (yoy) menjadi Rp 143,11 miliar. TGKA sendiri optimistis segmen bisnis ini dapat tumbuh hingga 50% sampai akhir tahun nanti.

Adapun segmen bisnis yang berkontribusi paling besar masih berssal dari susu, makanan ringan dan kebutuhan rumah tangga (FMCG) sebesar 94% dari total revenue kuartal-I 2019. Pertumbuhannya pun sekitar 70% dari Rp 2,29 triliun di kuartal-I 2018 menjadi Rp 3,9 triliun di kuartal-I 2019.

Distribusi terbesar berasal dari produk susu, terlihat pembelian terbanyak TGKA di kuartal-I 2019 ialah dari PT Sari Husada yang memegang brand susu SGM sebanyak Rp 1,67 triliun serta PT Nutricia Indonesia Sejahtera yang memproduksi susu Lactamil senilai Rp 262 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×