kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Digugat perusahaan smelter, ini tanggapan Freeport


Senin, 19 Mei 2014 / 11:38 WIB
Digugat perusahaan smelter, ini tanggapan Freeport
ILUSTRASI. Masyarakat umum kini bisa mencoba Kereta Panoramic, setelah PT KAI melakukan soft launching pada 24 Desember 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Freeport Indonesia mengklarifikasi kabar bahwa mereka telah membuat dua pabrik smelter yakni PT Indosmelt dan PT Nusantara Smelting mengalami ketidakpastian kontrak pembangunan smelter. Dua perusahaan tersebut mengancam membawanya ke wilayah hukum akibat Freeport  akibat justru menggandeng PT Antam (Persero) Tbk., membangun sendiri pabrik pemurnian bijih mineral.

“Kapan mereka mulai bangun smelter dan kapan mereka siap berproduksi? Sampai saat ini belum ada kepastian,” ujar Rozik B Soetjipto, Direktur Utama Freeport, Sabtu (17/5) seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut Rozik, sejauh ini Freeport pun menunggu kepastian smelter mana yang sudah bisa mengolah konsentrat mereka. Lantaran smelter yang digadang-gadang hingga kini tak kunjung beroperasi, maka Freeport pun menggandeng Antam membangun sendiri pabrik pemurnian bijih mineral.

“Freeport akan membangun bersama investor lain yang berminat sebagai langkah konkret karena sejauh ini tidak ada tanda-tanda pihak ketiga yang dapat menjamin siap memurnikan produk kami,” jelasnya.

Dia juga bilang, Freeport memiliki itikad baik melakukan hilirisasi mineral tambang sesuai amanat Undang-undang No.4 tahun 2009. “Siapapun yang membangun smelter, kepentingan utama Freeport adalah memenuhi kebijakan Pemerintah RI bahwa semua produk kami bisa diolah dan dimurnikan di dalam negeri,” papar Rozik.

Sebelumnya, dua pabrik smelter yakni PT Indosmelt dan PT Nusantara Smelting merasa dilangkahi oleh Freeport terkait pembangunan smelter. Belakangan Freeport malah menggandeng Antam. Merasa dirugikan atas kondisi tersebut, Indosmelt dan Nusantara Smelting berencana menyeret Freeport ke meja hijau. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×