kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirikan 3.600 BTS, Bolt investasi US$ 108 juta


Rabu, 25 Februari 2015 / 15:22 WIB
Dirikan 3.600 BTS, Bolt investasi US$ 108 juta
ILUSTRASI. Ini 6 Bahaya dan Tanda Minum Air Putih Berlebihan, Awas Hiponatremia


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Di akhir 2015, PT Internux (Bolt) menargetkan memiliki 3.600 stasiun pemancar (Base Transciever Station/BTS). Hingga saat ini, Internux telah memasang 2.900 unit BTS. Dimana 98% BTS tersebut ada di wilayah Jabodetabek.

Chief Executive Officer Bolt Dicky Moechtar menyatakan, investasi untuk memasang 3.600 BTS mencapai US$ 108 juta. Pemasangan total 3.600 BTS ini telah dimulai sejak akhir 2013 sampai akhir tahun nanti.

"Sebanyak 3000 BTS sudah datang, 2.900 sudah terpasang. Nanti akan datang lagi 600 BTS. Investasi per BTS mencapai US$ 30.000," kata Dicky, Selasa (24/2).

Pemasangan BTS tersebut guna meningkatkan kapasitas dan kecepatan akses perseroan. Malah, perseroan juga sudah implementasikan LTE-Advanced dengan kecepatan akses hingga 150 Mbps (Mega bit per detik).

"Kami sudah implementasikan di Cikarang dan saat ini kami baru saja mulai di Bogor," ujar Chief Technology Officer Bolt Devid Gubiani.

Devid menambahkan, jaringan perseroan juga dilengkapi oleh kabel fiber optik (fo). Hal ini membantu agar kapasitas data yang ditampung bisa semakin besar. Dia bilang sebanyak 97% BTS telah dilengkapi dengan kabel fiber.

Dengan dukungan infrastruktur tersebut, perseroan optimistis bisa meraih pelanggan sebanyak tiga juta pelanggan tahun ini. Per awal tahun ini, perseroan telah meraup sejuta pelanggan. Chief Marketing Officer Bolt Larry Ridwan menambahkan, dari jumlah itu sebesar 70% adalah pelanggan aktif.

"Rata-rata ada 70% pelanggan yang lakukan top up (isi ulang) pulsa. Saat ini pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) sekitar US$ 8," ungkapnya.

Jajaran direksi ini optimistis bisa memberikan kontribusi positif untuk PT First Media Tbk (KBLV). Seperti diketahui, sebanyak 69,04% saham induk usaha Internux, PT Mitra Mandiri Mantap (MMM) diakuisisi oleh KBLV tahun lalu. Sehingga KBLV pun menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan ini.

Berdasar informasi dari keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), KBLV mematok target pendapatan sebanyak Rp 2 triliun lewat MMM tahun ini. Adapun, tahun 2017, targetnya lebih agresif lagi, yakni Rp 4 triliun. "Kami yakin tahun ini EBITDA positif, sehingga kontribusi ke First Media juga positif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×