Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Pemerintah boleh saja tak kunjung memutuskan nasib proyek Donggi Senoro. Namun, PT Donggi Senoro LNG (DS-LNG), tetap akan segera melakukan tender jasa pengangkutan gas yang dihasilkan lapangan migas di Sulawesi Tengah tersebut.
Corporate Communication DS-LNG Syueb Abuhanifah menjelaskan, tender sebenarnya sudah disiapkan sejak 2008. Tetapi, prosesnya maju mundur lantaran pemerintah belum memutuskan peruntukkan gas Donggi Senoro. "Kami mengundang lima perusahaan pemilik kapal untuk mengikuti tender terbatas itu. Jadi tidak melalui broker atau pihak ketiga," kata Syueb kepada KONTAN, Rabu (21/4).
DS-LNG adalah konsorsium yang akan mengelola proyek Donggi Senoro. Mereka beranggotakan Mitsubishi Corporation yang memiliki saham 51%, PT Pertamina Persero 29%, dan PT Medco Internasional Tbk 20%. Lima perusahaan pemilik kapal yang diundang di lelang itu merupakan pemilik tanker untuk mengangkut gas alam cair (LNG).
Kendati enggan membeberkan identitas masing-masing peserta tender, Syueb menyatakan, calon peserta terdiri dari empat perusahaan asing dan satu perusahaan lokal. Nah, di Indonesia sendiri, hanya ada dua perusahaan yang memenuhi kriteria ini yakni PT Humpuss Intermoda Tbk dan Grup Bimantara.
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama Humpuss Antonius Widyatma Sumarlin membenarkan keikutsertaan mereka di tender pengangkutan gas Donggi Senoro. Dalam tender itu, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu akan mengajukan kapal ST Ekaputra berkapasitas 78.988 dead weight ton (DWT). Kapal itu memang merupakan kapal khusus untuk mengangkutan LNG.
Saat ini, proses tender masih dalam tahap klarifikasi dokumen. Antonius berpromosi, jika Humpuss ditetapkan sebagai pemenang tender, pihak penjual maupun pembeli LNG Donggi Senoro akan diuntungkan. Sebab, boil of rate Ekaputra lebih efisien ketimbang kapal angkut LNG sejenis. Boil of rate adalah penggunaan gas yang diangkut sebagai bahan bakar untuk menggerakkan kapal.
Toh, persaingan dalam tender pengangkutan gas Donggi Senoro hampir dipastikan bakal berlangsung sengit. Soalnya, konsorsium hanya akan mencari satu kapal tanker untuk keperluan mengangkut produksi gas itu. Kapal tersebut minimal berkapasitas 56.000 ton.
Syueb berdalih, kapal yang dibutuhkan hanya satu lantaran separuh dari kapasitas produksi gas Donggi Senoro dijual melalui skema freight on board (FOB). Artinya, pihak pembeli nanti yang akan menyediakan kapal sendiri. Cuma, konsorsium belum bisa memastikan kapan pengumuman pemenang tender akan dilakukan.
"Pengumuman pemenang tender akan dilakukan setelah pemerintah memutuskan alokasi penjualan gas dari Donggi Senoro. Kami tidak akan mendahului pemerintah," jelas Syueb. Konsorsium memilih berhati-hati agar terhindar dari tuntutan pemenang tender di kemudian hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News