Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Pertamina bakal mengembangkan proyek hulu dan hilir gas pertama di Indonesia. Hal ini seiring dengan beroperasinya kilang gas alam cair atau liqufied natural gas (LNG) Donggi Senoro di Sulawesi Tengah. Sesuai jadwal pengiriman kargo perdana dari kilang tersebut akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2 Agustus 2015 mendatang.
Vice Presiden Corporate Comunication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengungkapkan, kargo LNG pertama dengan volume 125.000 metrik ton (MT) akan dikirim ke Terminal Penerimaan, Hub, dan Regasifikasi Arun di Nanggroe Aceh Darussalam yang juga dimiliki Pertamina.
Ia mengklaim, pengapalan kargo LNG ini bakal mendukung kebutuhan energi nasional khususnya untuk industri dan pembangkit listrik di kawasan Sumatera bagian Utara. Selain itu, gas bisa meningkatkan utilisasi pipa Arun-Belawan dan multiplier efek bagi ekonomi masyarakat di sana.
"Ini merupakan bagian dari penjualan ke pasar domestik. PT Pertamina bertindak sebagai pembeli dengan nilai transaksi untuk satu kargo tersebut sekitar US$ 20 juta," katanya, Kamis (30/7),
Wianda menuturkan, kilang Donggi-Senoro berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah yang berkapasitas 2,1 juta ton per tahun. Kilang ini menerima pasokan dari Joint Operating Body (JOB) Pertamina Medco Tomori Sulawesi (PMTS) sebesar 250 juta kaki kubik per hari atau Milion Metric Standart Cubic Feet Per Day (MMSCFD). Selain itu ada juga pasokan dari pengembangan Lapangan Mantindok sebanyak 88 mmscfd.
Manajemen Pertamina mengklaim, kilang ini merupakan proyek pertama di Indonesia yang menggunakan skema hilir, yang memisahkan produksi gas di hulu dengan pengolahan gas alam cair di hilir. "Model pengembangan hilir memungkinkan optimalisasi penerimaan negara. Sebab, biaya pembangunan kilang tidak membebani cost recovery," jelasnya.
Lebih lanjut Wianda mengungkapkan PT. Donggi Senoro LNG (DSLNG), operator kilang telah menandatangani perjanjian jual beli LNG jangka panjang dengan Chubu Electric, sebesar 1 juta ton per tahun. Lalu, dengan Kyusu Electric sebesar 300.000 ton per tahun, dan Korea Gas mencapai 700.000 ton per tahun. "Pengiriman kargo LNG kepada pembeli jangka panjang tersebut juga akan dilakukan tahun ini," tuturnya.
Kilang Donggi Senoro dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) yang dimiliki PT Pertamina Hulu Energi 29%, PT Medco LNG Indonesia 11,1 % dan Sulawesi LNG Development Ltd 59,9% (75% oleh Mitsubishi Corporation dan 25% oleh Kogas).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News