Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, tengah mendorong hilirisasi sektor mineral dan batubara (minerba) khususnya sektor bauksit.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, bauksit menjadi salah satu komoditas yang telah dilarang untuk diekspor dalam bentuk bijjihnya.
"Menyangkut bauksit ini adalah salah satu komoditas yang akan kita dorong untuk hilirisasi. Dan sekarang kita sudah melarang ekspor bahan mentahnya. Ini sebagai bagian dari upaya untuk bagaimana bisa meningkatkan investasi," ungkap Bahlil di Jakarta, dikutip Kamis (16/10/2025).
Baca Juga: SKK Migas Buka Suara Soal Perbedaan Data Lifting Migas antara ESDM dan Kemenkeu
Lebih jauh, Bahlil bilang saat ini smelter bauksit atau pabrik pemurnian bauksit di Indonesia telah memiliki kapasitas pemurnian mencapai 17,5 juta ton.
"Total smelter yang sudah dibangun, kapasitasnya itu 17,5 juta untuk barang mentahnya. Jadi dari semua smelter yang ada, kapasitasnya itu 17,5 juta terhadap bahan-bahan bakunya," tambahnya.
Khusus untuk sektor hilirisasi minerba, pemerintah menargetkan investasi senilai US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 132,67 triliun. Sektor bauksit, dinilai bisa menjadi salah satu dari mineral yang dapat menyumbang investasi ini.
"Untuk sektor minerba, tahun ini itu kan ditargetkan kurang lebih sekitar US$ 8 miliar dolar, US$ 7 miliar - US$ 8 miliar. Sampai Agustus (2025) realisasinya sekitar US$ 3 miliar - US$ 4 miliar," kata Bahlil.
Di sisi lain, kebutuhan aluminium sebagai produk hilir bauksit per tahun di Indonesia mencapai 1 juta ton per tahun. Sedangkan produksi aluminium dalam negeri kurang lebih sebesar 250.000 hingga hampir 300.000 ton per tahun.
Baca Juga: ESDM: Regulasi Tambang untuk Ormas Keagamaan dan UMKM Masuki Tahap Akhir Harmonisasi
"Untuk produk-produk turunan daripada bauksit yang aluminium, jadi antara kebutuhan dalam negeri, dengan kapasitas industri, itu kebutuhannya masih lebih banyak," ungkap dia.
Meski kebutuhan dalam negeri tinggi, investasi mid stream bauksit masih terhambat. Dalam catatan Kementerian ESDM awal tahun ini terdapat tujuh proyek smelter bauksit di Indonesia yang progres pembangunannya belum mencapai 60%.
Berikut tujuh proyek smelter bauksit yang saat ini tercatat progresnya masih stagnan:
1. PT Dinamika Sejahtera Mandiri – Sanggau, Kalimantan Barat
2. PT Laman Mining – Ketapang, Kalimantan Barat
3. PT Kalbar Bumi Perkasa – Sanggau, Kalimantan Barat (izin usaha pertambangan telah dicabut)
4. PT Parenggean Makmur Sejahtera – Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah
5. PT Persada Pratama Cemerlang – Sanggau, Kalimantan Barat
6. PT Quality Sukses Sejahtera – Pontianak, Kalimantan Barat
7. PT Sumber Bumi Marau – Ketapang, Kalimantan Barat
Dalam paparan rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (30/4/2025), Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengatakan bahwa sebagian besar proyek tersebut menghadapi hambatan pendanaan dan belum menemukan investor yang siap mengeksekusi konstruksi fasilitas pengolahan.
Baca Juga: Beda Data Lifting Migas antara Kementerian ESDM dan Kemenkeu, Mana Paling Akurat?
“Sebetulnya banyak yang belum jalan karena memang tidak dapat investor. Ini realita yang kita hadapi. Masih dalam proses pencarian investor untuk pendanaan,” ujar Tri.
Selanjutnya: Korsel Larang Warganya ke Kamboja Usai Marak Kasus Penipuan dan Penyiksaan
Menarik Dibaca: PSSI Pecat Patrick Kluivert, Siapa Kandidat Pengganti Pelatih Timnas Indonesia?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News