kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong produktivitas UKM, Bogasari gaet ITS lakukan uji komersial mesin pengering mie


Jumat, 27 November 2020 / 18:12 WIB
Dorong produktivitas UKM, Bogasari gaet ITS lakukan uji komersial mesin pengering mie
Penyerahan mesin pengering dari Bogasari kepada perwakilan UKM kerupuk di Surabaya.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Mesin steamer terdapat dua jenis yaitu tabung dan kabinet. Di mana steamer model kabinet memiliki kapasitas produksi selama 8 jam kerja ialah 10 kilogram adonan kerupuk dan 96 kilogram adonan mie. Kemudian steamer berbentuk kabinet memiliki kapasitas 30 kilogram adonan kerupuk dan 150 kilogram adonan mie selama 8 jam kerja.

Untuk mesin oven atau pengering sendiri hanya terdapat satu model yaitu kabinet dengan kapasitas 10 kilogram kerupuk basah dan 150 kilogram mie basah selama 8 jam kerja.

"Panas yang ada di steamer dimanfaatkan untuk pengeringan, blower untuk menghisap dan mengembuskan dengan kecepatan tinggi jadi material akan kering cepat," imbuh Nur Husodo.

Senior Vice President (SVP) Marketing Bogasari Ivo Ariawan menerangkan, uji komersil tersebut akan memberikan lima mesin ke UKM. Dimana nantinya akan dilihat satu hingga tiga bulan ke depan bagaimana cara kerja dari mesin tersebut apakah sudah cukup membantu produktivitas UKM kerupuk dan mie.

"Sehingga kalau ada perlu modifikasi kita akan melakukan modifikasi terhadap alat ini, sehingga lebih memenuhi kebutuhan para UKM secara komersial/bisnis kalau secara teknis Saya yakin udah cukup baik. Cuma bagaimana secara adaptasi mereka secara komersial kita juga lihat, seberapa banyak alat ini bisa membantu," ungkap Ivo.

Adapun jika sudah dipasarkan secara luas, harga mesin pengering dengan steamer bentuk tabung berkisar pada Rp 14,9 juta, dan steamer dengan kabinet sekitar Rp 19,5 juta.

Baca Juga: Bogasari beri pelatihan bagi ribuan calon UKM di Jakarta

Produsen kerupuk asal Klaten Jawa Tengah Suranto menyebut jika saban hari mampu memproduksi 800 kilogram sampai 1 ton tepung terigu menjadi kerupuk.

Proses pengeringan dengan sinar matahari ialah 1,5 hari hingga 2 hari, namun jika cuaca tak mendukung Suranto menyebut proses pengeringan bisa memakan waktu hingga seminggu.

Sementara itu, Yusral Jinis UKM Mie Kuning Tani Mulya, dari Padang menuturkan dengan adanya bantuan mesin tersebut Ia berharap mampu meningkatkan produktivitas mie sanggul yang sudah dipasarkan ke 19 kabupaten/kota seperti, Pekanbaru, Riau Kepulauan, Batam, Jambi, Palembang, dan Lampung.

Setiap harinya Yusral mampu memproduksi 2,5 ton tepung terigu menjadi mie sanggul, dan jumlah tersebut diakui masih belum memenuhi permintaan.

"Rencana kami bisa meningkatkan produksi, karena masih kurang sekarang produksi. Karyawan saya ada 20 orang. Setahun paling efektif pengeringan itu 9 sampai 10 bulan, kebetulan lokasi kami dipinggir pantai jadi ada sinar lebih. Nantinya kami juga ingin berencana membuka pabrik di Pekanbaru Februari tahun depan, semoga dengan mesin kami bisa buat dua shift produksi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×