kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Dubes Hongaria Karsay: Jadi Milestone, Proyek MLFF Diharapkan Bisa Sesuai Target


Kamis, 15 Juni 2023 / 21:48 WIB
Dubes Hongaria Karsay: Jadi Milestone, Proyek MLFF Diharapkan Bisa Sesuai Target
Lilla Karsay, Duta Besar Hongaria untuk Indonesia, saat ditemui di Jakarta (15/6/2023).


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah Hungaria berharap proyek Multi Lane Free Flow (MLFF) bernilai US$ 300 juta dapat segera terlaksana dan sesuai target.  Ini lantaran proyek sistem pembayaran jalan tol berbasis satelit atau global navigation satelit system (GNSS) menjadi proyek milestone atas hubungan bilateral kedua negara yang terjalin secara intensif selama 10 tahun belakangan.

 “Kami berharap, MLFF yang merupakan proyek proyek strategis nasional tersebut dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Harapan kami, proyek ini ini mampu mengakselerasi upaya Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di 2045,” ujar Lilla Karsay, Duta Besar Hungaria untuk Indonesia pada pers briefing kemarin (15/6). 

Lebih lanjut, proyek MLFF diprakarsai oleh pemerintah Indonesia dan Hungaria sejak  tahun 2016. Proyek ini menilik keberhasilan sistem MLFF di Hungaria. “Bagi kami, proyek MLFF lebih merupakan ekspor transfer teknologi terbesar dalam ekonomi modern Hungaria,” sebut dia. 

Kata  duta besar termuda ini, proyek MLFF juga membuktikan keterlibatan massif Hungaria di sejumlah proyek di Indonesia. Selama ini, Hungaria sudah masuk di sektor wáter treatment dengan nilai investasi sebesar US$ 40 juta. Proyek air bersih ini dibiayai melalui soft loans dari Pemerintah Hungaria . Saat ini, air bersih tersebut  sudah dinikmati secara langsung oleh 500.000 masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Meski Bermasalah, Proyek Tol Nirsentuh Tetap Lanjut

Itulah sebabnya, kata Karsay, pemerintah Hungaria akan memastikan proyek MLFF bisa berjalan sesuai dengan key perfomance project yang ditetapkan.

Merujuk catatan KONTAN, proyek MLFF gagal uji coba di jalan tol Bali-Mandara. Ini adalah kedua kalinya, deadline uji coba harus molor. Sedianya, proyek ini sudah mulai uji coba sejak Juni 2022 namun molor menjadi Juni 2023. Hanya saja, uji coba kembali gagal. 

Jika merujuk keterangan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, proyek uji coba transaksi jalan tol nontunai nir sentuh akan lebih luas setelah Jalan Tol Bali Mandara.  Yakni lima ruas jalan tol prioritas yakni di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Jagorawi, JORR serta Jalan Tol Jakarta Cikampek. 

Sebelumnya, mantan Direktur Utama Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF Musfihin Dahlan mengungkap, salah satu alasan kegagalan uji coba sistem MLFF adalah sistem tersebut belum mampu mencatat hingga 100% pembayaran jalan tol. Sistem baru bisa membaca 80% saja. Alhasil, pengelola jalan tol berpotensi kehilangan 20% pendapatannya. 

Baca Juga: Contactless Toll Road Transaction Leads Provision Chaos

Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg.

Hanya informasi tersebut ditepis oleh Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System Attila Keszeg. Attila dalam pers briefing di Kedutaan Hongaria (15/6) menyebut,  uji coba gagal dilakukan lantaran belum semua pihak siap. “Banyak yang terlibat dalam operasi MLFF, dari izin pemerintah pusat, daerah sampai izin lingkungan sampai kontraktor,” sebut Attila.

Ia juga menampik kabar jika sistem MLFF hanya bisa membaca laju kendaraan di jalan tol sebesar 80% . “Bukan itu, itu kabar tak benar tapi ini memang proyek yang komplek dan semua pihak harus siap,” sebutnya.

Ia juga menyakinkan bahwa tidak perlu ada kekhawatiran atas proyek MLFF ini.  “Tidak ada ruang untuk khawatir saat ini, memang kami tidak mengklaim itu sudah selesai. Kami sedang menguji," jelas Attila.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik RITS, Gyula Orosz menambahkan,  proyek berskema Design-Build-Finance-Operate-Transfer (DBFOT) dengan masa konsesi 9 tahun ini akan membawa Indonesia sebagai salah satu negara pengguna teknologi pembayaran jalan tol paling mutakhir di Asia Tenggara

Bahkan, sistem yang digunakan juga berbeda dengan yang ada di Hungaria. Mereka menggunakan teknologi baru di Indonesia sehingga membutuhkan waktu untuk bisa dimplementasikan di Indonesia.

RITS memastikan, tanggung jawab perusahaan dalam pembangunan sistem MLFF di Indonesia berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×