kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,52   0,77   0.09%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dublin Port Bisa Kuasai Pelabuhan Sabang Selama 50 Tahun


Kamis, 19 November 2009 / 09:38 WIB
Dublin Port Bisa Kuasai Pelabuhan Sabang Selama 50 Tahun


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test

JAKARTA. Wakil Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Nasruddin Daud menyatakan siap menyerahkan hak operator Pelabuhan sampai 50 tahun kepada Dublin Port Company. BPKS akan melakukan itu Untuk merangsang perusahaan Irlandia tersebut mau berinvestasi mengembangkan Pelabuhan Sabang menjadi pelabuhan internasional.

Menurut Nasruddin, sebagai keseriusannya, BPKS sudah menandatangani kerjasama manajemen dengan Dublin Port, difasilitasi oleh HD Asia Maritime, perusahaan konsultan strategi investasi yang berbasis di Jakarta. "Kerjasama manajemen operasional dengan HD Asia Maritime itu menindaklanjuti penyerahan aset dari PT Pelindo I kepada Pemerintah Aceh pada 13 November 2009 lalu yang disaksikan Menneg BUMN," kata Nasruddin, kemarin (18/11).

Menurutnya, rencana pengembangan Pelabuhan Sabang untuk menjadi pelabuhan Internasional sudah dicetuskan sejak 2006 lalu ketika Mustafa Abubakar masih menjabat sebagai Gubernur Aceh. Rencana pengembangan mengacu pada Peraturan Gubernur Aceh Nomor 501/437/2006 tanggal 13 November 2006 dan Undang-Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pengembangan Pelabuhan Sabang sendiri dibagi menjadi dua tahap. Untuk tahap pertama, BPKS fokus menggarap dermaga tiga yang merupakan dermaga kargo dengan cara menambah panjangnya menjadi 423 meter x 50 meter dari ukuran saat ini 180 meter x 25 meter.

"Pembangunan tahap I butuh Rp 1,05 triliun di mana seluruhnya dianggarkan dari APBN mulai 2006 sampai 2012 nanti," tambah Nasruddin. Jika dermaga tiga sudah beroperasi pada 2012, maka Pelabuhan Sabang dapat disandarkan kapal dengan bobot sampai 4.000 TEUs, sehingga bisa menampung sekitar 4.000 kontainer.

Namun, rencana pengembangan tidak terhenti sampai di situ. Karena, menurut, Nasruddin dalam desain pengembangan Pelabuhan Sabang, BPKS menginginkan dermaga satu dan dua juga bisa diperpanjang. Sehingga secara total panjang dermaga yang ada di pelabuhan tersebut bisa mencapai 2.617 meter dan kedalaman 22 meter.

Dengan kapasitas seperti itu, kapal-kapal mega kontainer dengan bobot di atas 12.000 TEUs dari Eropa dan Amerika Serikat bisa melakukan bongkar muat di Pelabuhan Sabang yang terletak dibibir Selat Malaka. Ketimbang harus mencapai Pelabuhan Internasional Singapura.

Lalu dengan feeder vessel, kargo-kargo tersebut bisa dibawa ke negara-negara lain seperti Singapura, Philipina, Malaysia, China, Hongkong dan sebagainya. Memang, rencana awal pengembangan Pelabuhan Sabang ditujukan untuk menggusur Pelabuhan Internasional Singapura dimasa mendatang.

Nah, kendala utama untuk dapat mewujudkan cita-cita terletak pada pendanaan. BPKS menghitung, setidaknya dibutuhkan sebanyak Rp 8,8 triliun untuk membangun Pelabuhan Internasional Sabang. Sementara, dana APBN hanya diperuntukkan untuk melakukan pembangunan tahap I saja. "Kita upayakan sisa pendanaannya dari luar. Mudah-mudahan board of director dari Dublin Port berminat untuk berinvestasi di Sabang sehingga kita bisa menyelesaikan dermaga yang lain," kata Nasruddin.

Sebagai bukti keseriusannya itulah, kata Nasruddin, BPKS siap menyerahkan hak operator Pelabuhan Sabang selama 50 tahun kepada Dublin Port.

Selain itu Nasruddin mengingatkan bahwa melalui UU Nomor 37/2000, kawasan Sabang telah ditetapkan kembali menjadi Free Trade Zone yang bebas dari pengenaan bea masuk dan perpajakan lainnya. Sehingga ia optimis, Dublin Port akan berani berinvestasi di sana.

Chief Executive Officer HD Asia Advisory Bernardus R. Djonoputro berpromosi, lokasi Sabang yang berada di mulut pintu masuk Selat Malaka jelas akan menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi disana.

"Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Selat itu menjadi pintu masuk 85% kapal kargo menuju Singapura yang menjadi pusat kawasan ekonomi Asean. Potensi ini bisa diambil Pelabuhan Sabang. Namun tentunya perlu kerja keras untuk mempromosikan pelabuhan ini ke depannya," jelas Bernardus.

Ia menambahkan, saat ini satu-satunya pelabuhan di Sumatera yang menjadi pelabuhan bongkar muat seluruh barang yang beredar di pulau tersebut adalah Pelabuhan Belawan, Medan. Melalui Pelabuhan Belawan, barang-barang didistribusikan kembali ke daerah Aceh dan sekitarnya melalui jalan darat berbiaya tinggi. Pada akhirnya mengakibatkan harga barang tersebut 50% lebih mahal ketimbang di daerah lain.

Namun, Ken Wheeland, Regional Manager dari Dublin Port untuk kawasan Asia mengaku belum bisa memberi kepastian apakah perusahaannya siap berinvestasi sebesar yang dibutuhkan oleh BPKS untuk mengembangkan Pelabuhan Sabang.

"Saya hanya bisa katakan, bahwa potensi Pelabuhan Sabang memang besar. Khususnya dari sisi menjadikannya pelabuhan hub bertaraf internasional," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×