kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.344.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ecolab Miliki Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat


Senin, 27 Mei 2024 / 12:44 WIB
Ecolab Miliki Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat
ILUSTRASI. Dua technical papers yang presentasikan di IIGCE 2022 ini adalah bukti bahwa solusi teknologi dari Nalco Water bisa membantu industri geothermal di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan bisnis yang diharapkan.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ecolab memiliki peta jalan terkait tata kelola air bersih dan sehat yang sejalan dengan tema besar World Water Forum Ke-10 di Bali yakni air untuk kesejahteraan bersama.

“Indonesia memiliki target keberlangsungan yang sudah dicanangkan dan ini merupakan momen penting juga dalam sektor pengelolaan air termasuk kami di Ecolab,” kata Presiden Direktur Ecolab Evan Jayawiyanto dalam keterangannya sela World Water Forum Ke-10 beberapa waktu lalu.

Menurut dia, Ecolab tidak hanya bekerja sama dengan pelanggan, tapi dari internal perusahaan juga mencanangkan tata kelola air yang sehat dan bersih.

Baca Juga: Ecolab Bantu Wujudkan Masa Depan Kualitas Air yang Lebih Baik

Peta jalan itu yakni mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air sebesar 40 persen per unit produksi di semua unit bisnis Ecolab yang dihitung sejak 2018 hingga rencananya pada 2030.

Kemudian, mengembalikan lebih dari 50 persen dari total volume penarikan air di lokasi yang berisiko tinggi.

Selan itu, mendukung operasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk air bersih dan dunia yang sehat.

“Sebagai pendukung utama tata kelola air, Ecolab menawarkan alat, solusi, teknologi dan keahlian untuk membantu pelanggan mengadopsi praktik pengolahan air cerdas. Jadi Ecolab sudah berencana tidak hanya eksternal tapi juga di internal kami ada untuk mendukung program air bersih,” imbuhnya.

Evan mengungkapkan tantangan dalam implementasi peta jalan itu yakni perlu edukasi yang lebih optimal untuk mendukung program air bersih, baik dari sisi internal dan sisi eksternal kepada para pelanggannya.

Kesadaran mengenai perencanaan juga menjadi tantangan tersendiri karena perlu diselaraskan antara kebutuhan air dan pembangunan.

Selain itu, regulasi yang lebih ketat juga diperlukan agar menekan pencemaran air sehingga tidak memberikan hambatan terhadap upaya mendaur ulang limbah cair menjadi air bersih.

Yang terpenting juga, kata dia, peningkatan investasi di sektor infrastruktur air bersih di antaranya untuk penyulingan air dan pemurnian air.

“Kalau Indonesia akan terus melanjutkan pembangunan, itu butuh air bersih. Kalau pembangunan bagus, air bersih juga harus cukup. Itu butuh perencanaan dan yang khusus lagi adalah regulasi lebih ketat soal pencemaran air,” imbuh Evan.

Baca Juga: Teknologi Ecolab Bantu Penghematan Hingga USD 2,4 Juta/tahun Pembangkit Geothermal

Sebelumnya, Ecolab telah melaksanakan studi bertajuk Ecolab Watermark Study di Indonesia, dimana salah satu temuan studi ini secara umum, adalah, masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap semua isu lingkungan dan menunjukkan kepedulian terbesar terhadap keberlanjutan air.

“Tidak mengherankan bahwa konsumen dalam kelompok ini juga paling mungkin untuk mengubah perilaku pembelian mereka karena penggunaan air dalam manufaktur,” demikian dilansir dari laporan studi tersebut.

Lebih lanjut, studi ini pun mengungkapkan bahwa upaya untuk menjaga agar air tetap bersih/aman dan mengurangi konsumsi air merupakan prioritas utama di Indonesia.

Dua dari lima responden Indonesia percaya bahwa upaya untuk menjaga agar air tetap bersih/aman adalah prioritas untuk mencapai keberlanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×