kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi lesu, konsumen resto cepat saji berkurang


Rabu, 11 November 2015 / 09:56 WIB
Ekonomi lesu, konsumen resto cepat saji berkurang


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lesu membuat bisnis makanan cepat saji kurang gairah. Sebab daya beli masyarakat ikut lesu sehingga pertumbuhan bisnis tahun ini tidak maksimal.

Walhasil, pebisnis restoran cepat saji memangkas target bisnis mereka dari tumbuh 10% menjadi sekitar 6%. Misalnya PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). Tadinya, pengelola gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) ini semula memprediksi bisa meraih pertumbuhan bisnis 11% tahun ini. 

"Kami menargetkan pertumbuhan bisnis 6% tahun ini dengan target penjualan Rp 4,57 triliun (tahun 2014 Rp 4,31 triliun)," kata Justinus Daliman Juwono, Direktur Keuangan  Fast Food Indonesia usai paparan publik dalam acara Investor Summit  Capital Market Expo 2015 di Bursa Efek Indonesia, Selasa (10/11).

Fast Food Indonesia langsung memasang target pendapatan realistis tahun depan. Perusahaan ini memasang target pertumbuhan bisnis antara 7%-9% dengan proyek pendapatan Rp 4,94 triliun.

Untuk bisa merealisasikan rencana tersebut, Fast Food akan menambah 50 gerai baru tahun depan. Rinciannya adalah 15 gerai berdiri sendiri (stand alone), dan 35 gerai di pusat belanja atau ruko. Sedangkan untuk gerai kios  (KFC Box) yang biasa terdapat di stasiun kereta api bakal ada tambahan 10 gerai.

Gelar penghematan

Perusahaan ini sudah anggarkan Rp 150 miliar dari total belanja modal Rp 300 miliar tahun depan untuk ekspansi gerai. Perincian biayanya untuk mendirikan satu gerai sekitar Rp 7 miliar–Rp 8 miliar. Lantas untuk gerai di mal dan ruko berkisar Rp 4 miliar. Lalu, satu KFC Box sekitar Rp 1,5 miliar.

Tak jauh berbeda dengan KFC, restoran cepat saji lainnya, California Fried Chicken (CFC), memasang target yang tidak muluk-muluk tahun ini. Restoran milik PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) ini menargetkan pertumbuhan bisnis 3%-4%  tahun ini dari pendapatan 2014 senilai Rp 376,59 miliar. "Sampai akhir tahun ini kami menargetkan pendapatan Rp 390 miliar," kata Kristanto Cendra, Direktur Keuangan Pioneerindo Gourmet International  kepada KONTAN.

Selain melakukan langkah penghematan seperti pekerja bagian kasir bisa merangkap ke bagian dapur, CFC pun juga menerapkan langkah yang juga jadi salah satu cara KFC menjajakan ayam, yakni paket ayam plus ada CD musik sejak tiga bulan lalu.

Selain itu, perusahaan ini juga bakal menambah gerai restoran berbentuk dining. Dari rencana menambah 25 restoran, sudah terealisasi 18 gerai. Sebagian besar gerai  CFC anyar tersebut berada di wilayah Barat (Luar Jawa) dan Timur Indonesia. Lantaran tidak banyak gerai sejenis ini  berada di kedua wilayah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×