kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Ekonomi lesu, omzet waralaba bisa tumbuh 15%


Kamis, 27 Agustus 2015 / 20:02 WIB
Ekonomi lesu, omzet waralaba bisa tumbuh 15%


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Waralaba makanan dan minuman diyakini masih akan tetap diminati walaupun kondisi perekonomian Indonesia tengah lesu. Pasalnya industri tersebut menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok setiap orang.

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit mengatakan, meski tengah perlambatan ekonomi, omzet industri waralaba diperkirakan masih bakal tumbuh, paling tidak 15%.

"Tidak seperti barang lain. Urusan perut nomor satu. Memang turun dibandingkan tahun sebelumnya yang di kisaran 25%. Tahun ini diperkirakan omzetnya naik 15%, jumlah penduduk yang besar jadi pendorong pertumbuhan," ujar Levita, Kamis (27/8).

Sekedar informasi, tahun lalu total omzet industri waralaba mencapai sekitar Rp 200 triliun. Dari jumlah tersebut sebesar 40% disumbang oleh industri waralaba makanan dan minuman, jasa 20% dan sisanya industri lain-lain.

Untuk diketahui saat ini total ada sekitar 1.500 merek waralaba di Indonesia. Namun yang masih beroperasi aktif sekitar 1.000 merek. Dari jumlah itu, sekitar 800 diisi oleh waralaba lokal dan sisanya asing.

Menurutnya, dengan kondisi perekonomian seperti ini sektor waralaba yang paling mengalami tekanan adalah waralaba properti. Pasalnya harga properti sekarang sedang tak keruan. "Jangkauan harganya tidak jelas, harga properti lagi tinggi sekali naiknya, padahal daya beli masyarakat sedang lesu," tuturnya.

Meski demikian, ia mengatakan belum ada waralaba properti yang menyatakan tutup. "Hanya slowing down saja," katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×