Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh sekitar 5%-10% dari nilai ekspor 2012 yang sebesar US$ 1,8 miliar.
Penyebabnya adalah mulai membaiknya pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat dan Eropa sebagai dampak imbas krisis global yang bisa mendorong permintaan produk mebel.
Ambar Tjahjono, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menilai produk dari kayu masih akan menjadi penopang utama ekspor dengan kontribusi di atas 50%. Untuk itu dia bilang pihaknya siap melakukan pendampingan terhadap pelaku industri untuk mendapatkan sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Maklum SVLK ini diperlukan untuk ekspor ke luar negeri terutama ke Eropa dan Amerika Serikat yang mensyaratkan semua barang yang masuk terutama berbahan kayu harus dibekali dengan SVLK. SVLK ditujukan untuk menghindari isu perambahan hutan dengan ilegal loging. "SVLK tidak bisa dihindari karena sudah menjadi ketentuan dan harus dipersiapkan apabila Indonesia tidak ingin di gusur eksportir dari negara lain," katanya kemarin.
Pemerintah pun optimistis ekspor mebel dan kerajinan rotan tahun ini bisa melonjak hingga 25% dibanding proyeksi tahun lalu. Kebijakan menutup pintu ekspor rotan mentah menjadi salah satu kunci optimisme tersebut.
Selama 2012, ekspor produk rotan termasuk mebel dan kerajinan diproyeksi mencapai US$ 200 juta. Pada tahun ini, pemerintah optimistis nilai ekspor tersebut bisa menembus US$ 250 juta.
Selain kebijakan melarang ekspor bahan baku rotan, Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Dedi Mulyadi bilang langkah inovasi produk mebel rotan juga perlu dilakukan. Salah satu inovasi yang dinilai bisa sukses adalah berupa produk papan yang terbuat dari rotan.
Hasil inovasi dari Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRnas) ini sendiri sudah dipamerkan di Cologne, Jerman beberapa waktu lalu. "Respon pengunjung sangat bagus karena ini adalah produk pertama di dunia," kata Dedi.
Menurut dia, beberapa negara sudah melakukan pemesanan terhadap produk tersebut di antaranya dariĀ Jerman, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, Israel, Inggris, hingga Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News