Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Uji Agung Santosa
JAKRTA. Kinerja keuangan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) pada kuartal I 2015 kurang memuaskan. Perusahaan ini mencatat penurunan penjualan sebesar 5% menjadi Rp 1,12 triliun. Apalagi penurunan penjualan belum bisa diimbangi dengan efisiensi.
Corporate Secretary RALSĀ Setyadi Surya menjelaskan, penurunan terjadi sebagai hasil tidak stabilnya kondisi perekonomian. "Daya beli masyarakat melemah," imbuhnya kepada KONTAN, Selasa (5/5).
Pelemahan daya beli sangat berpengaruh ke penjualan RALS, karena perusahaan ini menyasar segmen pasar menengah ke bawah. Pada kelas ini, konsumsi sangat sensitif dengan kenaikan harga.
Di sisi lain, belakangan ini banyak sekali faktor yang membuat harga barang konsumsi meninggi. Pelemahan rupiah terhadap dolar membuat harga bahan baku meningkat sehingga turut menaikan harga barang jadi.
Kenaikan harga BBM subsidi juga membuat harga barang pokok naik. Harga BBM subsidi memang saat sini kembali turun, tapi sayangnya tidak diikuti dengan penurunan harga barang konsumsi.
"Sementara disposable income kelas menengah kebawah sangat terbatas karena sudah lebih dulu dihabiskan untuk membeli keperluan pokok," tandas Setyadi.
Menghadapi kondisi ini, manajemen berharap kondisi perekonomian yang lebih stabil ke depan. Sebab, menaikan harga jual tidak mudah dan sulit dilakukan jika bergerak di segmen pasar menengah ke bawah. Jika menaikan harga tidak memungkinkan, maka manajemen mau tidak mau hanya bisa melakukan efisiensi. "Contohnya membuka gerai baru tanpa merekrut banyak tenaga kerja," tambah Setyadi.
Tambahan saja, penurunan penjualan yang dialami Ramayana sejatinya juga diikuti oleh penurunan beban pokok dari semula Rp 775,56 miliar menjadi Rp 762,81 miliar. Tapi penurunan ini tetap membuat porsi beban pokok pendapatannya membesar jadi 68% dari semula 65%.
Alhasil, kaba kotor Ramayana susut menjadi Rp 356,72 miliar dari sebelumnya Rp 409,34 miliar. Jika ditambah dengan beban lainnya, kuartal I lalu perseroan mencatat rugi Rp 24 miliar.
Dengan pendapatan Rp 27 miliar, perusahaan ini masih mampu mencatat laba bersih Rp 5,86 miliar. Angka ini jauh lebih rendah dibanding kinerja laba bersih periode yang sama tahun sebelumnye sebesar Rp 40,63 miliar.,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News