Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri sepeda motor listrik (molis) di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan, meski ekosistem pendukungnya masih terbatas.
Beberapa produsen motor listrik telah berhasil menghadirkan produk ke pasar, tetapi infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya (SPKU) dan swap station untuk baterai masih minim.
Baca Juga: Produsen Motor Listrik Aima Ekspansi Gerai ke Bandung
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Hanggoro menyatakan bahwa meskipun jumlah motor listrik di Indonesia semakin meningkat, pengembangan ekosistem pendukungnya masih menjadi tantangan besar.
“Meskipun jumlah motor listrik banyak, ekosistemnya belum berkembang secara merata,” ujar Hanggoro kepada Kontan.co.id, Rabu (18/12).
Untuk mengatasi hal ini, beberapa produsen motor listrik telah mengambil inisiatif membangun fasilitas pendukung secara mandiri.
Volta, Electrum, dan Smooth, misalnya, telah mulai menyediakan stasiun swap baterai. Sementara itu, Alfa berinisiatif membangun stasiun pengisian daya (SPKU) untuk mendukung kebutuhan unit mereka sendiri.
Langkah-langkah ini menunjukkan pendekatan produsen dalam membangun ekosistem motor listrik yang masih dalam tahap awal di Indonesia.
Baca Juga: Insentif Sektor Otomotif Berlaku di 2025, Siapa yang Diuntungkan?
Hanggoro menekankan pentingnya kehadiran infrastruktur seperti SPKLU dan swap station untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengisi ulang daya kendaraan mereka.
Meski ekosistem belum sepenuhnya matang, penjualan motor listrik di Indonesia terus menunjukkan tren positif.
Namun, ketika ditanya mengenai dominasi penjualan di industri ini, Hanggoro mengakui bahwa belum ada data spesifik. “Kita anggap semua jawara,” katanya.
Saat ini, industri motor listrik di Indonesia masih dalam tahap awal dengan dinamika yang tinggi. Produsen besar maupun kecil bersaing untuk memasarkan produk mereka ke masyarakat.
Sebagian besar produsen mengandalkan insentif atau diskon untuk meningkatkan penjualan, terutama setelah program subsidi pemerintah sebesar Rp7 juta per unit berakhir pada 2024.
Baca Juga: Lengkap, Ini Paket Perdana Stimulus Ekonomi Prabowo Subianto
Program subsidi ini telah memainkan peran penting dalam mendorong adopsi motor listrik di masyarakat.
Aismoli berharap pemerintah melanjutkan program subsidi motor listrik pada 2025, mengingat banyak merek telah memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%.
“Kami berharap kuota subsidi bisa mencapai 200.000 unit pada tahun depan,” ujar Hanggoro.
Pada 2024, kuota subsidi motor listrik telah habis. Berdasarkan data Sisapira, sepanjang Januari hingga September 2024, subsidi telah disalurkan untuk 30.607 unit kendaraan, sehingga total motor listrik yang tersalurkan hingga 2024 mencapai 72.389 unit.
Program subsidi ini, yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2023, memberikan insentif sebesar Rp7 juta per unit motor listrik. Awalnya, kuota subsidi ditargetkan mencapai 600.000 unit pada 2024, tetapi tingginya permintaan membuat anggaran subsidi habis lebih cepat.
Baca Juga: Ini 8 Tips Merawat Sepeda Motor Listrik saat Musim Hujan
Hanggoro menyatakan bahwa meskipun subsidi sudah tidak tersedia, Aismoli tetap optimis terhadap pertumbuhan industri motor listrik.
“Kami yakin bahwa meski kuota subsidi telah habis, penjualan motor listrik tetap bisa tumbuh. Produsen terus berinovasi dan memberikan insentif tambahan untuk mendukung adopsi motor listrik,” pungkasnya.
Selanjutnya: Kemenhub Pertahankan Predikat Badan Publik Informatif dari Komisi Informasi Pusat
Menarik Dibaca: Prakiran Cuaca Jakarta Besok (19/12), Ini Daerah yang bakal Diguyur Hujan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News