kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi tambang batubara diprediksi kembali sepi di tahun ini


Senin, 13 Januari 2020 / 07:13 WIB
Ekspansi tambang batubara diprediksi kembali sepi di tahun ini
ILUSTRASI. FILE PHOTO: An excavator operates at the coal terminal in Montoir-de-Bretagne near Saint-Nazaire, France July 12, 2019. REUTERS/Stephane Mahe/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren batubara di tahun 2019 tampaknya akan berlanjut di tahun 2020 ini. Selain kondisi pasar dan pergerakan harga yang cenderung stagnan, ekspansi di sektor emas hitam ini pun diprediksi akan kembali sepi, termasuk dalam aksi akuisisi tambang.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, tren pasar dan pergerakan harga saat ini membuat perusahaan batubara akan lebih berhati-hati untuk menanamkan investasi.

Hendra bilang, perusahaan akan lebih berusaha untuk melakukan efisiensi dengan menekan biaya produksi.

"Pasar dan harga tidak menentu. Jadi kalau untuk akuisisi lahan dan pembelian alat berat, harus disesuaikan dengan rencana tambang yang merujuk pada kondisi dan outlook pasar. Jadi bisa dikatakan akan mengerem," kata Hendra saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (12/1).

Baca Juga: Sempat mangkrak, pemerintah lanjutkan revisi PP 23/2010 tentang PKP2B

Meski begitu, Hendra mengatakan bahwa jika perusahaan melihat outlook bisnis batubara masih belum bisa membara dalam beberapa waktu ke depan, maka kondisi saat ini bisa menjadi momentum untuk melakukan ekspansi dalam investasi di bisnis non-batubara.

Namun, kata Hendra, ekspansi dalam rangka diversifikasi bisnis ini bukanlah hal yang mudah. Selain nilai investasi yang tinggi, diversifikasi bisnis ini pun bersifat jangka panjang.

Sehingga, perusahaan juga akan melihat sisi dukungan regulasi dan kepastian hukum yang diberikan pemerintah.

"Kalau perusahaan melihat outlook ke depan market kurang membaik, jika ada dukungan regulasi dan kepastian hukum, ini bisa jadi momentum untuk mulai berinvestasi di non-batubara yang sifatnya jangka panjang," kata Hendra.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo. Menurutnya, perusahaan akan mengerem ekspansi, terutama dari sisi akuisisi lahan tambang, juga terpengaruh oleh langkah pemerintah yang akan memperketat pengawasan dan pengendalian produksi.

Baca Juga: Produksi Batubara dijaga Pemerintah, Emiten Berharap Harga Bakal Bergairah premium

Seperti diketahui, realisasi produksi pada tahun lalu mencapai rekor hingga 610 juta ton, atau 124,74% dari target produksi di tahun 2019. Untuk tahun ini, pemerintah mematok target produksi batubara nasional di angka 550 juta ton.




TERBARU

[X]
×