Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Pemerintah pun berkomitmen untuk memperketat pengawasan agar realisasi produksi tidak meroket dari target seperti di tahun terakhir ini.
"Jadi bagaimana mau akuisisi kalau di saat yang bersamaan pemerintah juga memperketat pengendalian (produksi). Dari sisi harga pun sulit rebound (meningkat) dan juga cenderung flat," ungkap Singgih.
Sekali pun ada ekspansi atau akuisisi, Singgih memprediksi hal itu tidak akan terjadi di awal tahun. Sebab, perusahaan akan terlebih dulu melihat hasil evaluasi pemerintah dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang dilakukan di tengah tahun.
"Tidak mungkin melangkah (ekspansi) di kuartal I, melihat evaluasi pemerintah dulu," sebutnya.
Baca Juga: Kata para analis atas kebijakan pemerintah mengontrol produksi barubara
Sejumlah emiten batubara pun mengamini hal tersebut. Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira mengatakan, rencana bisnis perusahaan berkode emiten ADRO ini memang baru akan dirilis pada awal Februari 2020.
Namun, dirinya memastikan bahwa ADRO belum memiliki agenda ekspansi seperti akuisisi tambang baru.
"Belum ada rencana akuisisi tambang. Adaro akan fokus menerapkan operational excellence dan efisiensi di seluruh rantai bisnis perusahaan agar mencapai kinerja yang solid dan target yang ditetapkan," kata Nadira ke Kontan.co.id, Minggu (12/1).
Namun, Nadira mengatakan, bahwa Adaro tetap akan fokus melakukan diversifikasi pada bisnis non-batubara, khususnya di listrik dan air bersih.
"Kami memahami bahwa batubara bergerak mengikuti siklus, dan untuk mengatasinya kami terus mengembangkan bisnis non-batubara untuk mendapatkan dasar penghasilan yang lebih stabil dan mengimbangi volatilitas sektor batubara," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah kontrol produksi batubara, ini jawaban INDY dan BUMI
Manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga belum berencana untuk melakukan ekspansi dalam bentuk akuisisi lahan tambang di tahun ini.
Namun, Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, pihaknya akan fokus untuk mengoptimalkan aset eksisting dan juga diversifikasi pendapatan dari anak usaha yang bergerak di bidang non-batubara, yakni melalui tambang mineral dan logam di PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Dari BRMS, Dileep mengatakan bahwa pihaknya berharap bisa memulai percobaan produksi emas di PT Citra Palu Minerals pada Kuartal I 2020. Setelah itu, dilanjutkan dengan produksi komersial seng dalam kurun waktu sekitar dua tahun, dari proyek Dairi yang bermitra dengan China Non Ferrous Metals (CNFC).
"Tidak ada rencana (akuisisi tambang batubara). Plan kami adalah optimalisasi dan juga diversifikasi dari aset kami, seperti BRMS," ungkap Dileep.