kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor kopra naik 13,02% di semester pertama 2018


Rabu, 04 Juli 2018 / 17:34 WIB
Ekspor kopra naik 13,02% di semester pertama 2018
ILUSTRASI. KOPRA


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor komoditas kopra Indonesia dalam periode enam bulan pertama 2018 naik 13,02% menjadi US$ 185,98 juta. Namun hal ini tidak menjadi indikator positif karena produk turunan kelapa lainnya relatif mengalami penurunan.

Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia Irawadi Jamaran menjelaskan, ekspor kopra yang merupakan produk alternatif kelapa sedang naik karena pembelian pabrik untuk produk kelapa sedang mengalami penurunan. "Petani jadi membuat kopra sebagai alternatif agar tidak rusak dan tahan lama, ini karena kegiatan pabrik agak turun dan ada pembatasan truk-truk masuk," kata Irawadi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/7).

Memang mengutip data Badan Pusat Statistik, pada semester pertama 2018, nilai ekspor kopra tercatat US$ 21,76 juta dengan volume sebesar 18,75 juta kilogram. Nilai ini mendaki 170,52% dari tahun lalu di US$ 8,05 juta dan volumenya naik 172,41% dari periode sama tahun lalu di 6,88 juta kilogram.

Selaras, minyak mentah kopra atau crude oil of coconut oil juga naik 13% menjadi US$ 185,98 juta dan volumenya naik 44,87% menjadi 149,66 juta kilogram yoy.

Tapi untuk produk minyak kelapa dan fraksinya turun 6,99% menjadi US$ 192,75 juta walau volume ekspor naik 20,58% menjadi 147,39 juta kilogram.

Hal tersebut menurut Irawadi tidak hanya terjadi pada sektor ekspor, tapi juga pada pabrik-pabrik pengolah kelapa dalam negeri. Menurut Irawadi, terdapat sejumlah laporan bahwa truk-truk berisi kelapa ditahan tidak masuk pabrik dan tidak terjadi penjualan. Akibatnya, petani beralih pada bisnis kopra.

Hal ini menjadi disayangkan karena artinya petani dan pengusaha Indonesia jadi kehilangan kesempatan untuk menggerakkan industri hilir dan memberi nilai tambah produk kelapa ketimbang hanya mengekspor bahan mentah.

Adapun menurut Irawadi, harga kopra kini tak jauh berbeda sepanjang tahun. Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, harga Kopra sempat bertengger pada kisaran Rp 6.000 - Rp 7.000 per kilogram di tingkat petani. Sedangkan di tingkat pabrik sebesar Rp 8.000 per kilogram.

Padahal pada akhir tahun 2017 lalu harga kopra masih dibeli pada kisaran Rp 11.000 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×