Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Test Test
JAKARTA. Ekspor sektor industri mebel Indonesia diproyeksikan akan tumbuh signifikan sejalan dengan mulai dirambahnya sejumlah pasar baru serta komitmen pemerintah yang akan sepenuhnya out menyokong terwujudnya pertumbuhan tersebut.
Asosiasi Industri Permebelan dan Keajinan Indonesia (Asmindo) memperkirakan ekspor furnitur Indonesia tahun ini bisa merangsek naik 15%-20%. Hal itu didorong mulai masuknya industri andalan ekspor ini ke pasar-pasar baru di luar AS, Eropa dan Jepang.
"Kita jajaki pasar-pasar di Asia dan ASEAN seperti Malaysia, Singapura, India dan beberapa negara Timur Tengah, untuk Januari 2010 ini sudah ada peningkatan 16% dibanding Januari tahun lalu dengan nilai transaksi sekitar US$ 180 juta," ujar Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahyono di Jakarta, Kamis (11/3).
Asmindo juga berniat merenggut pasar Rusia, namun, pihaknya menunggu langkah perbankan yang kudu membuka akses transaksi ke negeri tersebut. Namun, saat ini negara tujuan ekspor mebel Indonesia masih didominasi oleh pasar-pasar tradisional seperti AS dengan pangsa pasar 35%, Eropa sebesar 30% dan sisanya tersebar di sejumlah negara termasuk pasar-pasar baru.
Berdasarkan data Departemen Perdagangan, saat ini pasar-pasar baru seperti China, India, Korea, Taiwan, dan negara-negara ASEAN serta Timur Tengah menguasai 60% pasar ekspor Indonesia secara keseluruhan. Saat ini, tercatat sudah ada 220 negara tujuan ekspor Indonesia.
"Sudah terjadi pergeseran pasar ekspor, kalau 5-10 tahun lalu pasar ekspor utama kita Eropa, AS dan Jepang, tetapi tiga tahun terakhir sudah itu yang trbesar justru pasar-pasar Asia," tutur Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar.
Tahun lalu, industri mebel dalam negeri diguncang oleh dampak krisis global sehingga tingkat ekspornya pun melempem. Data Asmindo mengungkapkan, ekspor pada 2009 turun 15% dibanding 2008, yaitu dari US$2,65 miliar menjadi US$ 2,35 miliar.
Tetapi seiring membaiknya kondisi ekonomi dunia terutama negara-negara non tradisional yang dibidik Indonesia, maka kenaikan 15%-20% kemungkinan bisa dicapai. Dengan demikian, maka volume transaksi ekspor mebel ini bisa mencapai US$ 2,7 miliar-US$ 2,8 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News