kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.607   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.180   39,88   0,49%
  • KOMPAS100 1.120   4,42   0,40%
  • LQ45 787   4,39   0,56%
  • ISSI 289   1,40   0,49%
  • IDX30 413   2,53   0,61%
  • IDXHIDIV20 466   2,50   0,54%
  • IDX80 124   0,51   0,42%
  • IDXV30 134   0,66   0,50%
  • IDXQ30 129   0,65   0,51%

Ekspor produk kehutanan tembus US$ 1,9 miliar


Senin, 21 Maret 2016 / 16:33 WIB
Ekspor produk kehutanan tembus US$ 1,9 miliar


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim, nilai ekspor produk kehutanan Indonesia terus meningkat. Per 21 Maret 2016, nilai ekspor sudah mencapai US$ 1,9 miliar.

Sebagai perbandingan, nilai ekspor produk kehutanan tumbuh menjadi US$ 9,86 miliar pada 2015, dari US$ 6,6 miliar pada 2014.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan, Indonesia terus memperluas negara tujuan ekspor baru. "Tahun 2015 ada tambahan 22 negara baru, tahun ini tiga negara baru," kata Siti pada peringatan Hari Hutan Internasional 2016 di Jakarta, Senin (21/3).

Menurut Siti, ada empat pekerjaan rumah yang sedang dilakukan KLHK. Pertama, perbaikan kelola kehutanan dengan mendorong pengelolaan di tingkat tapak.

Kedua, mengatasi deforestasi dan degradasi hutan terutama dengan pencegahan kebakaran hutan. Kebijakan alokasi lahan sedang terus dikoreksi dengan pertimbangan efektivitas pemanfaatan dan upaya konservasi kesertaan masyarakat.

Ketiga, pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim mengatur penggunaan energi, antara lain tak ada lagi pembukaan hutan alam premier dan gambut yang masif dengan massa karbon.

Keempat, upaya penegakan hukum yang tegas dan konsisten terhadap pelanggaran dan kejahatan lingkungan dan kehutanan. Untuk poin keempat, Siti mengakui tidak gampang mengatasi pembakaran hutan 2 hektare (ha) oleh masyarakat. "Tidak gampang karena menyangkut kebutuhan hidup, walaupun aspek spekulasi ada juga," akunya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono menambahkan, keempat strategi tersebut harus sejalan dengan peningkatan produksi hutan, baik kayu, non kayu, maupun jasa kehutanan. Namun, menurutnya, industri kehutanan Indonesia sedang dalam kondisi tidak punya daya saing.

Oleh karena itu, KLHK ingin mendorong industri pulp paper serta industri kayu dan turunannya. "Dengan syarat hulunya harus diperbaiki," kata Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×