Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Ekspor ikan ke Timur Tengah pada triwulan pertama tahun ini sebesar US$ 22,3 juta, naik dari periode yang sama tahun lalu senilai US$ 16,4 juta.
Hanya saja, sejumlah eksportir masih mengalami kendala seperti tingginya tarif bea masuk di negara-negara seperti Iran, Turki, dan Saudi Arabia. Tak tanggung-tanggung, bea masuknya sebesar 25-40%. Selain itu, ekspor perikanan dari Indonesia harus bersaing dengan ekspor perikanan dari negara-negara Asia lainnya seperti Thailand, Vietnam, Filipina dan juga India.
Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Ady Surya bilang, Indonesia terbilang terlambat untuk mengembangkan ekspor ke wilayah Timur Tengah. ”Pasar Timur Tengah itu sangat bagus, tapi kita kalah cepat dibandingkan dengan negara Thailand dan Filipina yang sudah duluan masuk ke Timur Tengah,” kata Ady.
Menurutnya, selama ini Thailand sudah menguasai pasar ekspor ikan yang ada di Timur Tengah. Bahkan, pemerintahnya juga melakukan promosi yang gencar ke wilayah tersebut.
Toh, Indonesia tak boleh gentar. produk ikan dari Indonesia memiliki potensi besar masuk ke wilayah Timur Tengah, apalagi dari sisi kebudayaan Indonesia dan wilayah Timur Tengah memiliki kedekatan budaya terutama agama.
”Pemerintah harus meningkatkan promosi sebagai intu gerbang masuknya perdagangan,” harap Ady. Ide pemerintah sendiri adalah membentuk showroom produk perikanan di kota Dubai, namun sampai sekarang ide tersebut belum terealisasi dengan alasan pendanaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News