Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
"Sneakers juga digunakan di kantor-kantor untuk busana kasual, dinilai ramah lingkungan juga, porsinya dominan di market global," urai Firman.
Merujuk data Badan Pusat Statistik yang dilansir Kementerian BUMN, untuk negara tujuan ekspor sneakers meliputi, Amerika Serikat berada di urutan terdepan dengan nilai US$ 842,7 juta.
Baca Juga: Nike tetap investasi pabrik di Arizona walau pemerintah setempat membatalkan insentif
Berikutnya, Belgia dengan US$ 355,3 juta, China dengan US$ 297,8 juta, Jerman dengan US$ 188 juta, dan Jepang dengan US$ 186,5 juta.
Demi mendorong kompetisi produsen sepatu di pasar ekspor, menurut Firman perlu insentif bagi industri yang telah eksisting. Agar industri lokal yang selama ini menjadi supplier brand global dapat terus menggenjot ekspornya dan membantu defisit neraca perdagangan.
Sedangkan untuk market lokal, daya saing ditentukan dengan efisiensi produksi dan bagaimana produsen dapat menghasilkan produk sepatu yang terjangkau. Karena rata-rata konsumsi domestik masih dipenuhi oleh produk sepatu yang harganya cukup ekonomis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News