kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor teh Indonesia terus menyusut


Minggu, 03 Desember 2017 / 19:59 WIB
Ekspor teh Indonesia terus menyusut


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai salah satu dari 10 negara produsen teh dunia, Indonesia terus berupaya mengembangkan pasar ekspor di mancanegara, salah satunya ke Uni Eropa (UE). Pasalnya, produk teh Indonesia di UE dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan sebesar 20%.

Hal ini cukup mengkhawatirkan bila tidak ada upaya serius dari pemerintah untuk mengatasi persoalan turunnya ekspor teh ke Benua Biru tersebut.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Oke Nurwan mengatakan turunnya ekspor teh ke UE disebabkan kebijakan impor UE yang menghambat ekspor teh ke kawasan.

Sebab ada peraturan Komisi Eropa Nomor 1146 tahun 2014 yang diterbitkan UE pada 23 Oktober 2014 silam dan mulai berlaku 18 Mei 2015. Di mana regulasi ini mensyaratkan ambang batas residu AQ dalam daun teh kering sebesar 0,02 miligram (mg) per kilogram (kg).

"Alasannya untuk melindungi konsumen teh dari bahaya penyakit yang bersifat karsinogenik," ujar Oke Minggu (3/12).

Oke menjelaskan sebenarnya ambang batas AQ tersebut hanya ditentukan secara default dengan menggunakan batas terendah dari suatu metode analisis untuk penetapan kadar.

Dan penentuan ambang batas ini tidak berdasarkan analisis risiko karena tidak ditemukan dokumen analisis risiko untuk AQ yang dilakukan European Food Safety Authority.

Untuk itu, Oke bilang pihaknya tengah melaksanakan advokasi bertajuk Indonesia Tea Trade Mission (ITTM) Ke UE pada pekan ini (3-9/12). Ia berharap misi ini dapat meminimalisasi hambatan ekspor teh Indonesia ke UE sehingga ekspor teh di kawasan ini kembali berjaya. Beberapa kota yang disinggahi adalah Hamburg, London dan Brussel.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor teh Indonesia terus turun. Jika pada 2014, ekspor teh senilai US$ 134 juta, turun menjadi s US$ 126 juta pada 2015, dan pada 2016 hanya US$ 113 juta.

Untuk itulah pemerintah perlu meningkatkan promosi produk teh Tanah Air. Seperti yang dilakukan Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk Karachi, Pakistan, Dempo Awang Yuddie. Promosi diperlukan karena ekspor teh ke Pakistan turun pada 2016 sebesar 60,4% atau US$ 4,9 juta dari 2015 sebesar US$ 12,4 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×