kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emdeki Utama (MDKI) kejar pasar ekspor untuk tingkatkan serapan produksi


Jumat, 16 November 2018 / 19:11 WIB
Emdeki Utama (MDKI) kejar pasar ekspor untuk tingkatkan serapan produksi
ILUSTRASI. PT Emdeki Utama Tbk


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) mengejar penambahan pasar ekspor untuk meningkatkan serapan produksinya. Saat ini utilisasi pabrik Emdeki Utama adalah sebesar 52% dari kapasitas produksi. Lini bisnis utama Emdeki Utama sendiri adalah produsen kalsium karbida atau yang umumnya dikenal sebagai karbit. Salah satu penggunaan karbit adalah untuk keperluan las.

Direktur Utama Emdeki Utama Hiskak Secakusuma menjelaskan utilisasi itu lebih dikarenakan telah berfungsinya mesin produksi kedua yang pembeliannya diperuntukkan untuk mengganti mesin produksi sebelumnya. “Mesin pertama kita sudah 25 tahun. Desainnya sendiri menyebut mesin ini usianya hanya 20 tahun, jadi sudah terlalu tua,” katanya pada Jum’at (16/11).

Karena itu juga, maka produksi perusahaan meningkat walaupun permintaan dalam negeri sudah terpenuhi. Sekedar tahu, sampai kuartal III 2018, perusahaan telah memenuhi 85% permintaan dalam negeri atau sebanyak 13.960 ton. Emdeki merupakan satu-satunya pemain produsen karbit di Indonesia. “Sementara 15% sisanya Indonesia impor,” tambah Hiskak.

Karena produksi Emdeki berlebih, maka sisa produksinya dipasarkan di pasar ekspor. Sampai kuartal III 2018, perusahaan telah mengekspor sebanyak 6.936 ton karbit. Adapun untuk bersaing di pasar ekspor, Emdeki terpaksa harus menurunkan harganya.

Sekedar perbandingan, harga karbit yang diproduksi Emdeki Utama untuk pasar dalam negeri lebih mahal 15%- 20% ketimbang harga karbit yang paling murah di pasar internasional. Karenanya, penjualan karbit di pasar ekspor tidak memiliki margin keuntungan yang lebih tinggi ketimbang penjualan di pasar dalam negeri.

Penjualan ekspor lebih kepada peningkatan volume penjualan. Alhasil, pendapatan perusahaan di kuartal III 2018 naik 9,62% menjadi Rp 297,53 miliar. Namun laba kotor perusahaan justru turun dari Rp 75,43 miliar di kuartal III 2017 menjadi Rp 53,05 miliar di kuartal III 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×