Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten jasa konstruksi mengincar potensi kontrak untuk proyek pembangunan 23 bendungan di 2024 yang dianggarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 47 triliun.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR mendapatkan pagu anggaran tahunan anggaran sebesar Rp 47,64 triliun. Jumlah ini terdiri dari program ketahanan SDA sebesar Rp 45,09 triliun dan dukungan manajemen Rp 2,54 triliun.
Hal ini sesuai dalam Surat Menteri PUPR kepada Menteri Menteri Keuangan dan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Nomor KU0101-Mn/1721 tanggal 15 Agustus 2023 hal Penyesuaian Pagu Anggaran Kementerian PUPR TA 2024.
Dana ini akan difokuskan untuk pembangunan 23 bendungan yang terdiri 7 bendungan on-going masih berlanjut pada tahun anggaran berikutnya, 1 bendungan baru, dan 15 bendungan on-going selesai tahun anggaran 2024.
Kemudian, 4.0000 pembangunan daerah irigasi, 38.000 hektare rehabilitasi jaringan irigasi, 7 embung, 2,5 meter kubik per deitk, 58,5 kilometer pengendali banjir dan pengaman pantai, serta 21 juta meter kubik per detik pengendalian Lumpur Sidoarjo.
Baca Juga: PTPP Menargetkan Seluruh Proyek yang Dikerjakan di IKN Selesai 17 Agustus 2024
Emiten jasa konstruksi pelat merah, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menyatakan bakal mengikuti tender untuk proyek yang diselenggarakan dari Kementerian PUPR ini.
Sekretaris Perusahaan PTPP, Bakhtiyar Efendi menerangkan, PTPP berkomitmen tinggi untuk terus berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur Indonesia yang merupakan salah satu fokus pemerintah dalam mendorong percepatan dan pemerataan penggerak ekonomi.
"PTPP akan mengikuti tender prospektif yang diselenggarakan PUPR untuk pembangunan 2e bendungan di 2024," kata Bakhtiyar kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).
Bakhtiyar menuturkan, target proyek yang bisa dibangun PTPP di tahun 2024 akan dirancang saat penyusunan RKAP 2024 di akhir triwulan III.
Adapun, target kontrak PTPP tahun 2023 mencapai Rp 34,5 trilliun. Hingga akhir Agustus 2023, PTPP sudah memperoleh kontrak baru senilai Rp 22,5 triliun atau 65,2% dari target.
Sementara itu, emiten jasa konstruksi pelat merah lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyatakan sedang dalam penyelesaian beberapa proyek bendungan.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto mengatakan, jika dipelajari dari berita yang ada, sebagian anggaran Kementerian PUPR tersebut untuk penyelesaian proyek bendungan yang ditargetkan selesai di tahun 2024.
"Saat ini ADHI sedang dalam penyelesaian beberapa proyek bendungan antara lain, Bendungan Rukoh (Aceh), bendungan Manikin (NTT), bendungan Jlantah (Jateng), Way Apu (Maluku), dan lain-lain," kata Farid kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).
Adapun untuk proyek bendungan baru, Farid bilang, Adhi Karya tetap menargetkan menambah kontrak baru. Adhi Karya masih optimistis dapat mencapai target kontrak baru di 2023 mencapai Rp 26 triliun sampai dengan Rp 27 triliun.
ADHI membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% hingga tutup tahun nanti. Sedangkan dari sisi bottom line, ADHI berharap dapat mencapai kenaikan laba bersih sekitar 20%-25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun, emiten jasa konstruksi milik swasta, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mengaku akan berpatisipasi dalam setiap peluang yang ada, dengan tetap mengutamakan kesesuaian kompetensi yang dimiliki yakni pada bidang infrastruktur, building atau struktur, dan fondasi.
Corporate Secretary & Investor Relations ACST Kadek Ratih Paramita Absari menyampaikan, dalam membidik sebuah proyek, ACST terlebih dahulu melakukan analisa menyeluruh mengenai karakteristik proyek, latar belakang pemberi kerja dan kesesuaian kapasitas yang dimiliki.
"Hal ini juga kami terapkan pada peluang-peluang proyek yang berasal dari pemerintah," ujar Ratih kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).
Dalam mencari peluang-peluang bisnis tersebut, ACST akan fokus pada proyek yang sejalan dengan kompetensi utama Acset dan melakukan proses Know Your Customer (KYC) yang ketat, sambil terus mengembangkan kesiapan organisasi atau sumber daya yang ada saat ini.
Hingga saat ini, perolehan kontrak baru ACST mencapai Rp 2,3 triliun. ACST mengupayakan agar perolehan kontrak baru tersebut terus bertumbuh. Saat ini ACST mengikuti beberapa tender proyek baru, dan realisasinya bergantung beberapa aspek (baik itu aspek internal maupun eksternal).
"ACST akan berfokus pada proyek-proyek yang dapat mengembangkan kompetensi internal, serta memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan," imbuh Ratih.
Baca Juga: Brantas Abipraya Targetken Pembangunan 14 Embung di Kawasan IKN Rampung Awal 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News