Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain menggenjot penjualan di pasar dalam negeri, sejumlah emiten pakan ternak juga berupaya meningkatkan penjualan ke pasar ekspor.
Misalnya saja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak usahanya PT Ciomas Adisatwa (Ciomas) yang kembali melakukan ekspor produk-produk perunggasan.
Ciomas berhasil lakukan ekspor perdana produk ayam olahan ke Papua New Guinea (PNG) yang merupakan pasar baru bagi JPFA.
Tommy Kuntjoro, Head of Division PT Ciomas Adisatwa mengatakan, pengiriman produk ayam olahan ke pasar baru ini merupakan upaya JPFA untuk meningkatkan penjualan ekspor.
Baca Juga: Japfa (JPFA) ekspor perdana produk perunggasan ke Papua Nugini
Meskipun kondisi perekonomian akibat pandemi Covid-19 belum pulih sepenuhnya, Tommy bilang, JAPFA tetap berkomitmen untuk terus menjaga rantai pasokan pangan. Sepanjang tahun 2021, JPFA telah berusaha membuka peluang pangsa pasar internasional sebagai upaya pengembangan usaha.
Hingga kuartal ke-IV 2021, nilai ekspor produk perunggasan JAPFA diperkirakan mencapai angka Rp 1,4 miliar, dimana produk yang diekspor terdiri dari produk olahan ayam seperti sosis, nugget, scallop, bakso, kornet, ayam berbumbu, dan karkas ayam.
Permintaan produk tersebut datang dari Timor Leste, yang secara kontinu memesan produk-produk JAPFA, dan juga PNG yang baru saja menjalin kerjasama dengan JAPFA.
“Kami akan selalu berupaya untuk mengembangkan usaha kami agar dapat memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri. Kami optimis dengan kualitas produk yang dimiliki, ke depannya kami dapat menjalin kerjasama dengan negara-negara lainnya,” kata Tommy dalam keterangan tertulis, Senin (11/10).
Sebelumnya, Manajemen JPFA mengungkapkan beberapa pasar ekspor perusahaan seperti Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Singapura, Filipina, Myanmar, Vietnam, hingga Malaysia.
Baca Juga: Saham-saham lapis dua dan tiga sedang menanjak, cek rekomendasi sahamnya
Selain JPFA, PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga terus menggenjot penjualan ekspor ke sejumlah negera. Melalui anak usahanya PT Malindo Food Delight perusahaan yang memiliki bisnis makanan olahan seperti nugget, sosis, karage dengan merek SunnyGold, Ciki Wiki, dan Sobat ini berhasil menembus pasar ekspor pertama kali ke negara Jepang pada September 2020.
“Melalui kerja sama dengan diaspora yang memiliki bisnis kuliner halal di Jepang, Malindo mengekspor produk SunnyGold berupa nuget, tempura, dan karage,” ungkapnya dalam siaran pers, Selasa (12/10).
Selain itu, MAIN juga terus mengembangkan peluang pasar ekspor ke negara lain dengan target selanjutnya seperti Uni Amirate Arab, Timor Leste, dan Singapura. Tak mau ketinggalan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) berencana mengepakan sayap dengan merambah pasar ekspor.
Chief Marketing & Sales Officer Widodo Makmur Unggas Tri Mahawijaya Herlambang mengaku, potensi dari pasar ekspor memang sangat menarik untuk digarap. Akan tetapi, rencana penjualan ekspor WMUU ini bukan dalam bentuk pengiriman raw material, seperti karkas ayam atau boneless meat.
“Melainkan permintaan yang banyak masuk ke kami dari beberapa negara di regional Asia Timur dan Asia Tenggara justru dalam bentuk chicken parting dan chicken wing,” ungkapnya pada Kontan, Selasa (12/10).
Selain itu, Tri menjelaskan, permintaan supply telur hatched egg (HE) serta day old chicken (DOC) dari beberapa negara tetangga di Asia Tenggara juga cukup tinggi. Tingginya permintaan tersebut membuat WMUU cukup optimis akan potensi dari sektor ekspor ini.
Hanya saja, WMUU sekarang ini masih di dalam tahap pembahasan kontrak dengan para calon mitra ekspor. Tri menargetkan untuk dapat melaksanakan kegiatan ekspor di tahun 2021 ini.
Sejauh ini, WMUU juga telah menjalin kerjasama dengan salah satu jaringan restoran yang cukup terkemuka di Indonesia, dan memiliki jaringan restoran di beberapa negara di regional Asia Tenggara dan Timur Tengah. Di dalam Kerjasama tersebut, Widodo Makmur mengekspor produk-produk daging maupun olahan ayam berbumbu.
Ke depannya, Tri mengaku WMUU juga berencana untuk melakukan ekspor ke regional Asia Timur, dimana sesuai studi yang mereka lakukan permintaan atas produk ayam olahan dari negara-negara dari regional tersebut juga cukup besar.
Dengan memanfaatkan fasilitas produksi pengolahan yang dimiliki, emiten ini yakin dapat dengan cepat memenuhi permintaan pasar dan ditargetkan untuk dapat mulai terlaksana di awal semester I tahun 2022 mendatang.
Selanjutnya: Saham-saham ini paling banyak diobral asing di tengah penurunan IHSG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News