kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.660.000   -10.000   -0,60%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Empat perusahaan dirikan pabrik baja otomotif


Jumat, 04 November 2011 / 08:11 WIB
Empat perusahaan dirikan pabrik baja otomotif
ILUSTRASI. Warga melakukan perawatan buah kakao jelang masa panen serentak di sentral perkebunan Kakao Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (21/1/2020). ANTARA FOTO/Rahmad/pd.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat |

JAKARTA. Industri otomotif Indonesia yang bersinar memantapkan PT Krakatau Steel (KS) Tbk mendirikan pabrik yang memproduksi baja lembaran khusus untuk komponen otomotif. Tak sendiri, KS menggandeng Nippon Steel Trading Co. Ltd (NST) serta dua perusahaan lokal untuk mendirikan pabrik ini.

Mengusung bendera PT IndoJapan Steel Center, konsorsium empat perusahaan ini akan menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 100 miliar untuk membangun pabrik berkapasitas produksi 10.000 ton baja per bulan.

Adapun, komposisi kepemilikan saham di PT IndoJapan Steel adalah Nippon Steel, 30%, PT Adyawinsa Dinamika 30%, PT Dwijaya Sentosa Abadi 30% dan PT Krakatau Steel sendiri hanya 10%.

Harapannya, pabrik ini sudah bisa beroperasi mulai Januari 2013. Rencananya, pabrik ini akan dibangun di atas lahan seluas 4,8 hektare di Kawasan Industri Mitrakarang, Karawang, Jawa Barat.

Presiden Direktur PT Krakatau Steel Tbk, Fazwar Bujang mengatakan, bagi Krakatau Steel, pembangunan pabrik baru untuk baja otomotif tersebut karena peluang baja di sektor otomotif cukup menjanjikan. Dengan rata-rata kebutuhan baja untuk satu unit mobil mencapai 700 kilogram, maka kebutuhan baja untuk industri otomotif dalam setahun minimal 560.000 ton. "Kebutuhan baja untuk sektor otomotif juga akan semakin meningkat," kata Fazwar.

Minimnya saham yang dimiliki KS di IndoSteel lantaran Krakatau Steel lebih fokus pada industri hulunya, yakni memasok kebutuhan baja bagi industri lain.

Makanya, dalam pembuatan perusahaan patungan di industri hilir, porsi kepemilikan sahamnya terbatas.

Selama ini, kata Fazwar, Krakatau Steel juga sudah mensuplai baja untuk kebutuhan otomotif. Tapi kemampuan mereka terbatas pada baja lembaran dengan lebar maksimal 4 kaki saja.

Bisa juga untuk motor

Presiden Nippon Steel Trading Co Ltd, Tetsuo Imakubo menambahkan, Nippon memilih Indonesia sebagai basis produksi baja lembaran karena dipilih mereka karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat cepat ketimbang negara berkembang lainnya.

Hal ini tecermin dari permintaan otomotif yang tinggi. Dampaknya, "Permintaan baja juga tinggi, apalagi ada pembangunan infrastruktur," ujar" kata Imakubo.

Rencananya, sebagian besar bahan baku akan dipasok Krakatau Steel. Pabrik tersebut hanya akan memproduksi baja ukuran tertentu. Sementara untuk komponen bodi luar mobil yang lebarnya lebih dari 4 kaki, bahan baku akan dipasok Nippon Steel.

Presiden Direktur PT Adyawinsa Dinamika Markus Maturo menambahkan, pabrik ini akan memprioritaskan pembuatan baja lembaran komponen kendaraan roda empat yang selama ini denominasi merek Jepang. Namun tak menutup kemungkinan, lembaran baju untuk roda dua. "Produksinya 100% akan dipasarkan di dalam negeri," kata Markus. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×