kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Era new normal, begini strategi pusat perbelanjaan untuk bertahan


Senin, 06 Juli 2020 / 13:30 WIB
Era new normal, begini strategi pusat perbelanjaan untuk bertahan
ILUSTRASI. Petugas Satgas Covid-19 melakukan patroli serta imbauan kepada seluruh pengunjung Mal AEON BSD City.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat perbelanjaan di Jakarta telah resmi kembali beroperasi pada 15 Juni 2020. Ada 80 mal yang resmi dibuka kembali di Jakarta setelah sebelumnya ditutup untuk mencegah penularan virus Corona (Covid-19).

Director Retailer Services The Nielsen Company Indonesia Yongky Susilo mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong masyarakat, khususnya kelas menengah atas untuk kembali mendatangi pusat perbelanjaan. Antara lain, hasrat masyarakat untuk berbelanja ke mall setelah tiga bulan melakukan karantina diri.  

Selain itu, masyarakat juga memiliki hasrat untuk membangun kembali kehidupan sosial. Salah satu caranya adalah dengan pergi berbelanja secara offline. 

Baca Juga: Mengundang Rezeki, Pebisnis Rekreasi Mulai Menjual Tiket Lagi

“Orang menangah ke atas punya uang. Mereka bisa menghabiskannya. Mereka juga memiliki keinginan untuk membangun kembali kehidupan sosial (social life),” terang Yongky dalam diskusi strategi pemulihan Mal dan retail yang digelar secara virtual, Senin (6/7).

Namun, ada pula beberapa faktor yang menghambat masyarakat menengah atas untuk mendatangi pusat perbelanjaan. Salah satunya adalah potensi berkurangnya pendapatan karena permasalahan ekonomi. Masyarakat menengah atas juga masih khawatir adanya risiko penularan Covid-19 apabila mereka pergi ke pusat perbelanjaan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan ada dua permasalahan utama yang dihadapi oleh pengelola pusat perbelaanjaan. 

Pertama, kondisi perekonomi yang mulai memburuk, sehingga menyebabkan daya beli yang memburuk.  Kondisi ini lebih berdampak pada pusat perbelanjaan dengan segmen menengah bawah.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×