Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Kedua, masyarakat yang masih takut tertular virus corona. Fakor ini terutama dialami oleh kelas menengah ke atas. “Tidak ada jalan lain, selain menunjukkan adanya protokol kesehatan agar masyarakat upper middle mau kembali ke mall,” ujar Alphonzus.
Sehingga, saat ini lalu lintas pengunjung di mall dengan segmentasi menengah ke bawah sudah cukup ramai namun dengan tingkat belanja yang relatif rendah. Sebaliknya, lalu lintas pengunjung di pusat perbelanjaan kelas menengah atas relatif masih sepi namun dengan tingkat belanja yang tinggi.
Menurut Alphonzus, salah satu strategi pusat perbelanjaan agar bisa bertahan di tengah new normal adalah dengan menyediakan fasilitas selain tempat belanja, baik itu fasilitas olahraga, atraksi wisata, atraksi seni, hingga tempat edukasi.
“Orang-orang butuh tempat untuk berinteraksi. Ini adalah kesempatan untuk menyediakan fasilitas tersebut. Di masa depan, mall bukan lagi hanya sebagai tempat belanja,” sambung dia.
Baca Juga: Penjualan bakal pulih di akhir tahun, ini rekomendasi atas Mitra Adiperkasa (MAPI)
Selain itu, saat ini pengelola mall harus segera bertransformasi secara digital dan online. Promosi, membership, hingga urusan administrasi dilakukan secara digital untuk bertahan.
Melihat kondisi saat ini, Aphonzus optimistis baik mall dengan segmentasi menengah ke bawah maupun menengah ke atas akan bertahan. Hanya saja, membutuhkan waktu untuk mengundang minat masyarakat kembali mengunjungi pusat perbelanjaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News