Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
Associate Partner, Strategy and Operations EY Singapura, Ashutosh Deshmukh menyoroti beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan pemain ritel tentang bagaimana menjadi pemain yang lebih kuat selama pandemi.
EY memprioritaskan lima langkah yang dapat dilakukan peritel untuk memperkuat posisi mereka. Pertama, memperkuat online presence dengan mengadopsi strategi omni channel dan berinvestasi pada marketing online. Kedua, mendorong ketahanan supply chain dengan sumber yang beragam.
Baca Juga: Ini warning Mochtar Riady terkait krisis ekonomi akibat wabah Covid-19
Ketiga, memperluas penawaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berkembang. Keempat, perlu mempertimbangkan akuisisi strategis untuk pertumbuhan yang lebih cepat. Kelima, mendorong ketangkasan dengan memberdayakan pengambilan keputusan strategis yang efisien.
Sedangkan Partner, Strategy and Operations EY Indonesia, Iwan Margono menjelaskan, hasil akhir dari pandemi ini tidak dapat ditentukan dan kuncinya terletak pada perencanaan skenario.
Dampak pandemi bisa sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti penahanan (scenario planning) dan penanganan yang efektif. Oleh karena itu, peritel harus mencanangkan skenario apa saja yang mungkin terjadi pada bisnis dan membuat perencanaan ke depan untuk setiap skenario untuk dapat bertahan dan menang di situasi baru yang bergejolak.
Baca Juga: Belanja online di Indogrosir, barang belanjaan diantar ke rumah dengan taksi
EY, melalui model ketahanan perusahaan (enterprise resiliency model) yang dimiliki, menawarkan sembilan area fokus untuk pengelolaan manajemen Covid-19, yang berfungsi sebagai alat diagnostik yang mudah digunakan untuk membantu memberikan pendekatan komprehensif dan metodis terhadap manajemen krisis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News