kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM baru turun tangan soal Kepodang


Senin, 19 Februari 2018 / 06:26 WIB
ESDM baru turun tangan soal Kepodang
ILUSTRASI. Penyaluran Gas Bumi Ke PLTGU Tambak Lorok


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memanggil manajemen Petronas Carigali akhir pekan lalu. Pemanggilan ini bertujuan minta penjelasan soal menurunnya produksi Petronas di Lapangan Kepodang. Produksi gas di lapangan ini turun dari dari 116 mmscfd menjadi 80 mmscfd.

Dalam pertemuan itu pemerintah dan Petronas mencari solusi untuk mengatasi kerugian akibat kondisi kahar alias darurat di Lapangan Kepodang Blok Muriah. Kondisi ini mulai pertengahan 2017.

"Kami cari solusi terbaik atas kejadian ini. Hasilnya tiba-tiba seperti ini tidak diharapkan semua pihak, Petronas rugi, pemilik pipa rugi, nah kami mencari solusi terbaik, banyak opsinya," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar akhir pekan lalu.

Dia menyebut, Petronas telah menawarkan solusi mengganti gas Kepodang yang dialirkan ke PLTGU Tambak lorok dengan LNG. Petronas bahkan siap membangun FSRU di wilayah tersebut.

"Petronas dan kami membicarakan solusi seperti LNG. Ada juga macam-macan solusinya ada banyak pilihan," kata Arcandra.

Dia menegaskan, pembahasan solusi sebatas yang ditawarkan atau usulan operator Blok Muriah tersebut. Pemerintah sampai saat ini belum memutuskan solusi untuk mengatasi kondisi kahar Lapangan Kepodang.

Operator berharap pemerintah segera memutuskan solusi untuk menyelesaikan masalah kahar Lapangan Kepodang. Sebab produksi gas Lapangan Kepodang diproyeksi hanya sampai 2019.

Padahal dalam Plan of Development (POD) yang diajukan Petronas dan telah disetujui SKK Migas pada 2012 lalu, Lapangan Kepodang masih bisa berproduksi hingga 2026. Proyeksi tersebut sesuai dengan jumlah hidrokarbon di Lapangan Kepodang yang bisa diproduksi menjadi gas sebesar 354 billions of standard cubic feet of gas (bscf).

Padahal, perhitungan analisa Lemigas akhir 2017 menunjukan cadangan gas yang tersisa di Lapangan Kepodang masih mencapai 107 bscf. Sementara inhouse analysis Petronas hanya sebesar 94 bscf. Makanya, produksi gas Lapangan Kepodang tidak pernah sesuai target produksi.

Dalam PoD, produksi gas Lapangan Kepodang diperkirakan dapat mencapai 116 mmscfd, tapi saat ini produksi gas Lapangan Kepodang hanya berkisar 70-80 mmscfd. Asal tahu saja, selain oleh Petronas, saham Blok Muriah dimiliki anak usaha PGN yakni Saka Energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×