Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Bisnis pengolahan minyak di Indonesia masih sangat menggiurkan. Tak mengherankan jika banyak investor asing kepincut membangun kilang. Salah satunya adalah perusahaan raksasa asal India, Essar Oil Ltd.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo, Essar tertarik membangun kilang mini (mini refinery). Nantinya, Essar akan bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero). Bahkan, perusahaan ini telah menyiapkan dana hingga US$ 5 miliar. Dengan dana ini, Essar berharap bisa membangun kilang berkapasitas 300.000 barel per hari (bph).
Rencana masuknya Essar tentu menjadi angin segar bagi Pertamina. Sebab, hingga kini, perusahaan pelat merah itu masih mencari mitra untuk membangun kilang mini di sejumlah daerah. "Essar sudah bicara dengan Pertamina. Saya sangat senang jika mereka mau investasi di mini refinery," ujar Evita, Rabu (9/3).
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai lokasi kilang yang akan dibangun Essar. Hanya saja, Evita menggambarkan bahwa Indonesia akan membangun kilang di tiga lokasi yaitu Banten, Balongan, dan Tuban.
Kendati belum ada kepastian lokasi, Essar mungkin akan membangun kilang di Tuban yang berkapasitas 300.000 bph. Sebab, Pertamina sudah memiliki mitra untuk mendirikan kilang di Banten yang berkapasitas 300.000 bph.
Di kilang Banten, Pertamina menggandeng perusahaan Iran dan Petrofield Refining Company dari Malaysia pada Juli lalu. Dalam proyek kilang yang menelan dana US$ 4 miliar tersebut, Pertamina menguasai 40% saham. Adapun Iran dan Malaysia masing-masing 40% dan 20%.
Adapun kilang di Balongan hanya berkapasitas 200.000 bph. "Mereka (Essar) tidak tertarik," terang Evita. Cuma, Evita buru-buru menegaskan bahwa proses perhitungan Essar belum selesai.
Sebagai catatan, Pertamina membutuhkan dana sekitar US$ 13 miliar untuk membangun tiga kilang di Banten, Balongan, dan Tuban. Kilang di Banten akan beroperasi 2015. Sebagai awalan, Pertamina membangun kilang berkapasitas 150.000 bph. Adapun kilang Tuban diharapkan beroperasi 2016 dan kilang Balongan di 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News