Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ExxonMobil mengembalikan satu lagi blok migas mereka yang masih dalam tahapan eksplorasi ke tangan pemerintah, yaitu blok Cendrawasih. Bahkan, ExxonMobil mengklaim sudah mengembalikan blok Cendrawasih sejak tahun lalu.
"Persisnya saya gak ingat lagi,"ujar Vice President Government Affair ExxonMobil Erwin Maryoto kepada KONTAN, Senin (6/4).
Asal tahu saja, bersama salah satu perusahaan afiliasinya Black Gold Energy, ExxonMobil menandatangani kontrak bagi hasil untuk blok Cendrawasih pada bulan Mei 2009. Blok ini terletak di lepas pantai Papua dengan luas 4.991 kilometer persegi.
Menurut Erwin Maryoto, pengembalian blok Cendrawasih ini dilakukan karena hasil evaluasi atas eksplorasi yang dilakukan perusahaannya di blok tersebut, ternyata tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan.
Cadangan migas yang ada di blok ini tidak sesuai dengan portofolio yang diinginkan perusahaan. "Mungkin untuk operator lain bisa dipakai,"jelas dia tanpa merinci.
Selain blok Cendrawasih sebelumnya Exxon Mobil juga sudah mengembalikan tiga blok migas lainnya kepada pemerintah yaitu blok Gunting di Jawa Timur, Blok Surumana dan blok Mandar di Selat Makassar.
Alasannya sama, hasil evaluasi atas eksplorasi yang dilakukan Exxon Mobil di tiga blok ini juga kurang ekonomis untuk dikembangkan.
Saat ini kata, Erwin , ExxonMobil masih melengkapi data -data dan dokumen -dokumen terkait dengan pengembalian keempat blok tersebut kepada pemerintah.
Meski demikian, ia mengaku belum tahu pasti apakah sudah ada lampu hijau dari pemerintah terkait dengan nasib blok-blok itu, apakah akan ditenderkan kembali atau ada kebijakan lainnya.
Di samping Exxon Mobil,perusahaan migas PT Niko Resources juga dipastikan akan mengembalikan enam blok migasnya kepada pemerintah pasca ditolaknya perpanjangan masa eksplorasi pada blok-blok tersebut oleh SKK Migas. Keenam blok tersebut adalah blok Ganal, blok Bone Bay, Blok West Sageri, blok Semai V, blok Seram dan blok South Matindok.
Namun, secara resmi blok -blok itu, kata Direktur Program Pembinaan Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagiman, belum resmi dikembalikan ke pemerintah.
Kepala Subbagian Komunikasi dan Protokoler SKK Migas Zuldadi Rafli mengatakan SKK Migas masih mengkaji apakah masih ada tanggung jawab seperti utang dan liabilitas yang harus diselesaikan oleh masing-masing kontraktor kontrak kerja sama kepada vendor. SKK Migas juga masih meminta laporan keuangan secara menyeluruh masing-masing KKKS.
Setelah semua laporan dan dokumen itu dipenuhi, maka SKK Migas akan mengajukan relinquishment blok-blok tersebut kepada pemerintah. Jika pemerintah menyetujui, maka blok -blok itu akan resmi kembali ke pemerintah. Pemerintah kemudian akan mengkaji ulang apakah blok-blok itu cukup ekonomis untuk ditawarkan kembali kepada KKKS lainnya.
Naryanto Wagiman membenarkan hingga saat ini pihaknya belum memutuskan untuk mentenderkan ulang blok-blok yang sudah dikembalikan oleh ExxonMobil dan Niko. "Belum,"kata dia .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News