kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fenomena flash sale, Ketum iDEA: Konsumen perlu paham teknisnya


Kamis, 30 Agustus 2018 / 21:58 WIB
Fenomena flash sale, Ketum iDEA: Konsumen perlu paham teknisnya


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir-akhir ini fenomena flash sale mengundang tingginya partisipasi publik lantaran harga yang ditawarkan lebih murah untuk beragam produk oleh beberapa pelaku e-commerce di Indonesia. Meski begitu, tak sedikit konsumen yang kecewa karena tak berhasil mendapatkan produk flash sale.

Mengenai hal ini, Ketua Umum Indonesian e-Commerce Association (idEA) Ignatius Untung menyampaikan bahwa diperlukan edukasi untuk publik agar konsumen bisa memahami teknis ketika e-commerce menyelenggarakan flash sale. 

"Sehingga mereka tidak terlalu kecewa ketika tidak beruntung mendapat produk yang diinginkan. Apalagi jumlah pengunjung sebuah flash sale pastinya tidak sedikit,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (30/8).

Sebagai contoh, Untung menjelaskan flash sale yang dilakukan e-commerce layaknya sebuah program clearance sale yang dilakukan oleh toko-toko offline. Sehingga, ketika konsumen tidak beruntung mendapatkan produk dalam flash sale, bukan berarti mereka sedang ditipu oleh e-commerce.

"Tetapi bisa jadi kalah cepat karena pada saat itu juga terdapat jutaan bahkan puluhan juta konsumen lain yang memperebutkan barang yang sama. Jika di toko offline masyarakat sering menemukan adanya clearance sale, flash sale tidak berbeda dengan itu. Barangnya terbatas, sementara yang mau (membeli) banyak,” paparnya.

Ia juga memberi contoh jika ada sebuah toko offline yang menyelenggarakan clearance sale dengan jumlah produk 30 buah, ketika toko dibuka, ternyata ada 150 orang yang hadir bersamaan memperebutkan 30 produk yang dijual. 

Sehingga, lanjut Untung, pada akhirnya hanya akan ada 30 orang yang mendapatkan produk. "Untuk 120 orang yang tidak beruntung mendapatkan produknya, bukan berarti menjadi kesalahan dari toko tersebut," imbuhnya.

Sebagai informasi, berita terkait flash sale tengah santer dibicarakan datang dari Tokopedia, perusahaan e-commerce ini mengakhiri hubungan kerja dengan pegawai yang melakukan pelanggaran transaksi terhadap 49 produk di flash sale.

"Rasanya sangat terpukul dan kecewa ketika mendapati ada beberapa anggota team yang melakukan pelanggaran sebanyak total 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia," tutur CEO Tokopedia William Tanuwijaya lewat akun instagramnya.

William menambahkan, untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia. "Maka tanggal 24 Agustus kemarin, Tokopedia telah dengan tegas memberhentikan seluruh anggota team yang terbukti terlibat dalam pelanggaran ini," ujar William.

Menanggapi hal ini, Untung menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap kasus tersebut. "Saya melihat beberapa pemberitaan yang menghubungkan internal fraud sebagai penyebab tidak berhasilnya sebagian masyarakat untuk mendapatkan produk di flash sale," kata Untung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×