Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Shell Indonesia kini fokus ke bisnis pelumas setelah resmi mengalihkan seluruh kepemilikan bisnis SPBU-nya di Indonesia ke perusahaan patungan baru (new joint venture) antara Sefas Group dan Citadel Pasific Limited.
Managing Director Lubricants Shell Indonesia, Andri Pratiwa, menyampaikan bahwa prospek bisnis pelumas Shell Indonesia kini masih baik dan permintaannya tak terpengaruh akan adanya kabar peralihan kepemilikan SPBU tersebut.
“(Bisnis pelumasnya) aman. Untuk pelumasnya tetap beroperasi seperti biasa. Tidak berpengaruh," terang Andri usai pers konferens peluncuran Shell City Scooter di Midaz Senayan Golf, Selasa (17/6).
Soal tantangan, ia menjelaskan bahwa tantangan bisnis pelumas Shell Indonesia ke depan ialah adanya faktor kondisi geopolitik dan juga perekonomian global. Meskipun begitu, Andri menegaskan bahwa hingga kini, pangsa pasar pelumas di Indonesia masih amat menjanjikan.
Baca Juga: Shell Hengkang dari Bisnis SPBU di Indonesia, Bahlil Bilang Begini
"Tantangannya sebetulnya lebih bukan kepada domestik, tetapi indirect impact dari faktor global. Ada isu tariff Trump, isu politik, Israel dan Iran, yang kami belum tahu tantangan secara indirect ke Indonesia seperti apa. Tetapi asumsinya adalah tidak ada apa-apa, Indonesia adalah market yang sangat menjanjikan," jelasnya.
Shell Indonesia kini telah mengoperasikan pabrik pelumas mesin kendaraan yang memiliki kapasitas produksi hingga 300 juta liter per tahun. Untuk saat ini, Andri menyampaikan bahwa perseroan masih akan memaksimalkan kapasitas pabrik tersebut untuk memenuhi permintaan pelumas di pasar domestik.
"Kami mengevaluasi terus itu dari dinamika pasar di Indonesia. Untuk sementara ini, kami masih fokus untuk mengoptimalkan kapasitas yang ada," jelasnya.
Baca Juga: Shell Indonesia Alihkan Bisnis SPBU ke Citadel Pasific Ltd (CPL) dan Sefas Group
Namun tak berhenti di situ, Shell Indonesia saat ini juga tengah membangun pabrik manufaktur baru untuk memproduksi gemuk atau grease yang berlokasi di Marunda, Jawa Barat. Pabrik ini nantinya akan memproduksi gemuk untuk memenuhi permintaan domestik. Kapasitas produksi pabrik ini bisa mencapai 120 kiloton per tahun.
"Jadi kami fokusnya market domestik. Jadi selama ini kan market grease masih sebagian produknya diimpor, jadi ingin memenuhi kebutuhan market domestik dahulu," tambahnya
Andri menyebut bahwa pihaknya menarget pabrik tersebut akan selesai antara akhir tahun 2025 atau setidak-tidaknya awal tahun 2026. Nantinya, produk gemuk tersebut akan diperjualbelikan dengan merek Shell Gadus
"Ya mudah-mudahan bisa segera. Inshaallah bisa akhir tahun ini, atau mungkin molor awal tahun 2026. Mudah-mudahan bisa segera kami operasikan," pungkasnya.
Baca Juga: Shell Lubricants Indonesia Optimistis Hadapi Era Elektrifikasi Kendaraan Bermotor
Selanjutnya: Adu Cepat Pertumbuhan Bank Digital Tanah Air, Simak Beberapa Faktor Pendorongnya
Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News