Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kabel PT Jembo Cable Company tbk (JECC) sudah rencanakan membidik pasar bebas (non-PLN) di sepanjang tahun ini. Pasalnya JECC sudah merasakan seretnya penjualan ke Perusahaan Listrik Negara di awal tahun ini.
Melansir laporan keuangan terakhirnya di September 2019, persentase penjualan ke PLN melebihi 10% dari penjualan bersih. Dari total penjualan bersih JECC di kuartal III 2019 yang sebesar Rp 2,15 triliun, penjualan ke PLN sebesar Rp 547,65 miliar.
Baca Juga: Penjualan Kabel ke Proyek PLN Menyusut
Direktur Jembo Cable Company, Antonius Benady menjelaskan JECC bakal lebih meningkatkan penjualan ke pasaran bebas (non PLN) melalui distributor atau paling sedikit 40 % dari total penjualan.
"Terutama proyek pemerintah besar di luar PLN dan peningkatan penjualan melalui distributor dari sekitar 25% dari total sales menjadi 35% sd 40%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3).
Antonius memberi contoh proyek yang sudah dibidiknya adalah proyek Waskita dan Pertamina. Meski demikian, Antonius tidak memerinci lebih jauh proyek-proyek ini.
Baca Juga: Jembo Cable Company (JECC) tambah penyertaan di anak usaha Rp 47 miliar
Antonius menyatakan di awal tahun ini JECC merasakan tekanan pada penjualan. Buktinya saja, di awal tahun ini Antonius mengungkapkan penjualan JECC sampai dengan akhir Februari hanya mencapai 64,5% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun untuk bulan Maret sendiri atau kuartal I 2020 pencapaiannya masih jauh dibanding tahun lalu. Antonius memprediksi penjualan di akhir Maret di bawah Rp 500 miliar. "Penjualan mengalami penurunan signifikan terutama penjualan ke PLN," ungkap Antonius.
Baca Juga: Jembo Cable (JECC) pasang target penjualan sekitar Rp 2,8 triliun sampai akhir 2019
Antonius menjelaskan lebih rinci, pengadaan PLN ditunda karena budget pengadaannya belum turun atau terlambat turun. Akibat adanya pengadaan PLN yang tertunda ini, Antonius bahkan memproyeksikan kemungkinannya tidak ada pertumbuhan di 2020.
Adapun di pertengahan tahun ini, Antonius bilang, bakal ada revisi budget penjualan yang sebelumnya sudah dibidik sebesar Rp 3,27 triliun. Meski demikian, Antonius belum rinci mengungkapkan berapa revisi target penjualan di 2020 karena masih dalam perhitungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News