kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Food Station terus tambah pasokan beras


Rabu, 15 November 2017 / 20:20 WIB
Food Station terus tambah pasokan beras


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan beberapa komoditas pangan sudah mulai menunjukkan peningkatan pada pertengahan November ini. Melihat hal ini, PT. Food Station Tjipinang Jaya, BUMD DKI Jakarta sudah bersiap dengan terus memasok beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta.

Direktur Utama Food Station, Arief Prasetyo Adi mengatakan saat ini Food Station sedang berupaya untuk menambah pasokan beras medium lantaran ketersediaannya yang semakin kecil.

Sebelumnya, Food Station sudah menambah beras medium sebesar 10.400 ton dari Bulog, dan dijual dengan harga Rp 8.100 per kg.

"Saat ini kami sedang mengajukan kembali 5.000 ton untuk tambahan dan akan direalisasikan dalam waktu satu sampai dua minggu ke depan," ujar Arief.

Menurut Arief, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perdagangan akan memberikan dukungan penuh untuk memenuhi pasokan beras di DKI Jakarta. Hal ini bertujuan untuk menstabilisasi stok serta harga beras di Jakarta.

Arief menuturkan, Food Station sudah mempersiapkan pasokan beras sejak November untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pada akhir tahun. "Kalau dilakukan sekarang, dampaknya bisa sampai Desember dan Januari," terang Arief.

Dia pun menyampaikan, Food Station terus berupaya memenuhi pasokan beras karena Jakarta berkontribusi 20% terhadap kestabilan pangan nasional. Hingga Selasa (14/10), pasokan beras di PIBC berkisar 45.000 ton.

Sementara itu, Arief berpendapat pasokan komoditas pangan lain seperti gula, bawang, minyak goreng, dan telur masih stabil. Harga-harga komoditas pangan tersebut juga masih belum melewati Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Arief memandang, kenaikan harga yang terjadi di beberapa komoditas pangan adalah hal yang wajar, mengingat permintaan yang turut meningkat. "Sepanjang harganya masih terkontrol itu bukanlah masalah. Kalau harganya sudah terlalu tinggi, pemerintah harus lakukan intervensi," kata Arief. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×