Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun PT Freeport Indonesia mengubah rencananya dengan peningkatan kapasitas bahan baku pabrik pemurnian (smelter) dari 1,6 juta ton konsentrat menjadi 2 juta ton, namun nilai investasi proyek tersebut tetap tak berubah. Freeport tetap akan menyiapkan investasi senilai US$ 2,3 miliar untuk pembangunan pabrik di Gresik, Jawa Timur.
"Investasi hampir sama karena teknologinya berbeda," kata Rozik B Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia usai mengunjungi kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (5/1).
Semula, Freeport menggandeng Outotec sebagai mitra konsultan engineering, procurement and construction (EPC) maupun penyedia teknologi proyek tersebut. Bersama perusahaan Freeport berencana membangun smelter berkapasitas bahan baku 1,6 juta ton dan produksi copper cathode 400.000 ton per tahun dengan rencana investasi US$ 2,3 miliar.
Sekarang, Freeport akan menggandeng Mitsubishi sebagai mitra dalam pelaksanaan megaproyek tersebut. Rozik bilang, pengadaan teknologi yang akan digunakan akan berbeda dengan rencana sebelumnya sehingga bisa menekan biaya investasi.
Rencananya, penetapan Mitsubishi sebagai partner proyek serta skema kerjasamanya akan diputuskan pada pertengahan Januari. "Keputusan final pada minggu ke-2 atau ke-3 Januari ini," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News