kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.282.000   -45.000   -1,93%
  • USD/IDR 16.624   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.093   -24,52   -0,30%
  • KOMPAS100 1.125   -4,40   -0,39%
  • LQ45 823   -1,92   -0,23%
  • ISSI 283   -0,49   -0,17%
  • IDX30 433   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 498   -2,95   -0,59%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 136   -0,02   -0,01%
  • IDXQ30 139   -0,09   -0,06%

Freeport-McMoRan Pertahankan Kepemilikan 49% di Freeport Indonesia hingga 2041


Jumat, 24 Oktober 2025 / 18:07 WIB
Freeport-McMoRan Pertahankan Kepemilikan 49% di Freeport Indonesia hingga 2041
ILUSTRASI. Panorama puncak Grasberg, wilayah bekas tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Freeport-McMoRan Inc. (FCX) memastikan akan mempertahankan kepemilikan sahamnya sebesar 49% di PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga tahun 2041.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Freeport-McMoRan Inc. (FCX) memastikan akan mempertahankan kepemilikan sahamnya sebesar 49% di PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga tahun 2041. Setelah periode tersebut, FCX akan memiliki sekitar 37% saham di perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia itu.

“FCX berencana untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya sekitar 49% hingga tahun 2041 dan akan memiliki sekitar 37% kepemilikan saham setelah tahun 2041. Perjanjian tata kelola yang ada akan berlanjut selama umur sumber daya tersebut,” ungkap perusahaan asal Amerika Serikat itu dalam laporan keuangan kuartal III 2025 yang dirilis pada Jumat (24/10/2025).

Dalam laporan tersebut, Freeport-McMoRan menyampaikan bahwa PTFI saat ini mengoperasikan tiga tambang bawah tanah skala besar di kawasan mineral Grasberg, yakni Grasberg Block Cave, DMLZ, dan Big Gossan, termasuk perluasan fasilitas penggilingan terkait.

Baca Juga: Tambang Grasberg Stop Operasi, Laba Freeport Malah Lampaui Estimasi Wall Street

Pada tingkat operasi normal, tambang bawah tanah PTFI mampu menghasilkan sekitar 1,7 miliar pon tembaga dan 1,4 juta ons emas per tahun, menjadikannya salah satu operasi dengan biaya terendah di dunia. 

PTFI juga terus melakukan eksplorasi di kawasan mineral Grasberg dengan target memperluas potensi mineralisasi signifikan di bawah tambang DMLZ.

Namun, pada 8 September 2025, PTFI mengalami insiden semburan lumpur di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. 

“Operasi telah dihentikan sementara dan peningkatan bertahap untuk memulihkan produksi saat ini sedang direncanakan,” ujar Presiden dan CEO FCX, Kathleen Quirk.

Selain itu, PTFI tengah mengembangkan proyek tambang jangka panjang di deposit Kucing Liar, yang juga berada di kawasan Grasberg. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas antara tahun 2029 hingga akhir 2041. 

Baca Juga: Insiden Longsor Tambang Freeport Ancam Produksi dan Setoran Dividen

Perpanjangan hak operasi setelah 2041 akan memperpanjang umur proyek tersebut.

“Per 30 September 2025, PTFI telah mengeluarkan dana sekitar US$ 1 miliar untuk Kucing Liar, dan investasi modal diperkirakan mencapai US$ 4 miliar selama tujuh hingga delapan tahun ke depan, rata-rata sekitar US$ 500 juta per tahun,” jelas Quirk. 

Pada tingkat operasi penuh, produksi tahunan dari Kucing Liar diperkirakan mencapai 560 juta pon tembaga dan 520.000 ons emas.

Keputusan FCX untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya di PTFI ini berbanding terbalik dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk menambah porsi saham melalui MIND ID sebesar 12% dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Bahlil: Freeport Hentikan Penambangan untuk Cari Pekerja yang Terjebak

“Sehubungan dengan perpanjangan ini, PTFI berencana untuk melanjutkan eksplorasi, melakukan studi pengembangan tambahan di masa mendatang, dan memperluas program sosialnya,” ujar Quirk.

Sebelumnya, CEO Danantara Rosan P. Roeslani menyebut proses finalisasi penambahan kepemilikan saham Indonesia di PTFI sebesar 12% sudah memasuki tahap akhir. 

“Insya Allah segera. Semua kesepakatan utama sudah tercapai, sekarang tinggal penyelesaian detail dokumen final,” kata Rosan saat ditemui di Jakarta International Convention Center, Rabu (8/10/2025).

Baca Juga: Kementerian ESDM Selidiki Penyebab Longsor Freeport, Ada Potensi Sanksi

Rosan menambahkan, proses negosiasi penambahan saham ini telah berlangsung cukup lama, lebih dari enam bulan. “Negosiasi ini bukan baru satu-dua bulan, tapi sudah berjalan beberapa bulan. Sekarang sudah sampai tahap finalisasi,” ujarnya.

Selanjutnya: Genjot Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Gelar FinExpo 2025

Menarik Dibaca: Cancel Culture Bisa Menganggu Mental lo, Ini Cara Mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×