Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menuturkan kebijakan tilang emisi yang diberlakukan kepada kendaraan bermotor tidak langsung memacu penjualan mobil baru.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan walau hal tersebut tidak langsung memberikan imbas pada penjualan mobil baru, kebijakan tersebut tetap baik untuk dilakukan.
"Kebijakan tilang emisi tidak langsung memacu penjualan mobil baru, tetapi baik untuk diterapkan karena banyak kendaraan bermotor yang emisinya terlalu tinggi juga karena disebabkan pemakaian BBM yang salah," paparnya Jongkie kepada Kontan, Senin (30/10).
Ia melanjutkan, semua mobil yang diproduksi di Indonesia sudah memiliki standar emisi Euro 4. Namun demikian, masih banyak pula yang masih memakai BBM Euro 2.
Baca Juga: Toyota Indonesia Sudah Ekspor 2,5 Juta Unit Kendaraan T-Brand ke Berbagai Negara
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya menekan polusi udara salah satu caranya adalah dengan mewajibkan pemilik kendaraan bermotor untuk melakukan uji emisi kendaraannya.
Kewajiban uji emisi ini berlaku untuk kendaraan yang usianya di atas 3 tahun. Jika belum uji emisi atau tidak lulus uji emisi, akan ada sanksi tilang yang menanti.
Lebih lanjut, mengenai penjualan mobil baru yang dicatat oleh Gaikindo, Jongkie menuturkan tetap optimistis tetap bisa mencapai 1.050.000 unit penjualan mobil baru.
"Kita harapkan proyeksi penjualan 1.050.000 unit hingga akhir tahun 2023 bisa tercapai," paparnya.
Sementara itu, per September 2023 lalu, Gaikindo mencatat penjualan turun 10,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Pada September catatan wholesales 79.800 unit, sedangkan pada Agustus 88.800 unit.
Gaikindo menyampaikan haasil pada September merupakan terendah kedua sepanjang tahun ini. Terakhir kali penjualan di bawah level 80 ribuan unit terjadi pada April, yaitu 58.900 unit, ketika itu Indonesia mengalami mudik dan Lebaran.
Penurunan juga terjadi pada hasil retail (penjualan dealer ke konsumen) pada September yaitu sebanyak 80.900 unit. Ini turun 6,3% dibanding Agustus 86.300 unit.
Pada periode Januari hingga September rekaman wholesales mencapai 755.100 unit, sedangkan retail 746.200 unit. Bila dibandingkan periode sama tahun lalu, wholesales turun 0,4%, sedangkan retail naik 1,9%.
Penjualan wholesales:
- Januari 94.207 unit
- Februari 86.980 unit
- Maret 101.202 unit
- April 58.911 unit
- Mei 82.104 unit
- Juni 82.581 unit
- Juli 80.426 unit
- Agustus 88.876 unit
- September 79.883 unit
Total: 755.173 unit
Baca Juga: Pengguna Kendaraan Listrik Berbasis Baterai di Indonesia Masih Minim
Penjualan retail:
- Januari 90.892 unit
- Februari 84.029 unit
- Maret 96.502 unit
- April 68.533 unit
- Mei 82.559 unit
- Juni 82.581 unit
- Juli 76.357 unit
- Agustus 86.361 unit
- September 80.972 unit
Total: 746.239 unit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News