kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Gaikindo: Kendaraan di atas 30 tahun jadi sampah


Selasa, 14 April 2015 / 21:19 WIB
Gaikindo: Kendaraan di atas 30 tahun jadi sampah
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan emas batangan pecahan 10 gram di Galeri 24 Pegadaian Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/07/06/2023.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan tentang Low Carbon Emissions Car (LCEC).

Anggota Gaikindo, Made Dana Tangkas menuturkan, salah satu ketentuan yang bisa dimasukkan dalam payung hukum LCEC ini nantinya ialah ihwal management life vehicle. “Bagaimana mengelola kendaraan, apakah 20-30 tahun (perlu dijadikan sampah), ini termasuk waste management. Kita perlu kebijakan jelas,” kata Made dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Made mengatakan, kebijakan terkait pengurangan emisi karbon rendah (LCEC) ini juga mendesak untuk dikeluarkan sebagai payung hukum industri otomotif hybrid. Made mengatakan, pemakaian energi untuk transportasi ke depan akan semakin besar.

Catatan Gaikindo dari sebanyak 104 juta kendaraan (per 2013), sebanyak 85% energi digunakan kendaraan bermotor roda dua, 11% energi digunakan oleh mobil, 2% oleh truk, serta 5%energi oleh bus. “Dari perspektif otomotif, ke depan demand ini akan naik terus. Suplai energi yang kita butuhkan meningkat,” ucap Made.

Dalam kesempatan yang dihadiri Menteri Perindustrian Saleh Husin itu, Made menuturkan kalangan industri meminta pemerintah untuk memperhatikan empat hal dalam mendorong pertumbuhan industri.

Keempat hal tersebut adalah pasar yang terus bertambah, kebijakan yang dikeluarkan, harga bahan bakar, serta infrastruktur yang makin kurang. “Jalan di kota besar saat ini dipenuhi kendaraan, macet. Perlu penambahan jalan atau penggunaan ITS (intelligent transportation system),” ucap Made. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×