Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
KARAWANG. Kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berimbas kesejumlah sektor, tak terkecuali sekor otomotif. Adanya kebijakan ini membuat laju penjualan mobil diprediksi menjadi seret. Terlebih menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuan alias BI Rate
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun langsung beraksi mengantisipasi dampak yang lebih dalam lagi terhadap industri otomotif. Gaikindo berencana menjalin komunikasi dengan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) untuk membahas kenaikan BI Rate.
"Kami akan bertemu dengan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan dan perbankan membahas soal bagaimana dampak dan reaksi dan kenaikan BI Rate," ujar Sudirman Maman Rusdi, Ketua Gaikindo, pada Jumat (21/11).
Ia mengatakan pihaknya belum menghitung seberapa besar dampak kenaikkan BI Rate terhadap kinerja penjualan mobil. Kenaikan BI Rate bakal mempengaruhi acuan kredit kepemilikkan mobil ke pelanggan. Selain itu juga mempengaruhi suku bunga kredit untuk pendanaan perbankan ke sektor otomotif.
Untuk diketahui sehari setelah pemerintah menaikkan harga BBM, Bank Indonesia juga mengerek tingkat suku bunga acuan kredit perbankan atau BI Rate, sebesar 0,25% menjadi 7,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News