Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah sejak Desember Gaikindo meminta kepada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) untuk melakukan kajian terkait mobil sedan. Kajian tersebut nantinya diharapkan mampu memunculkan keputusan yang akan membantu meningkatkan penjualan dan ekspor mobil sedan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bersama dengan LPEM UI sebelumnya sudah mengajukan kajian mengenai harmonisasi pajak. Kajian itu telah diserahkan ke Kemenperin pada Desember 2017. Adapun isinya bertujuan memangkas pajak kendaraan, termasuk beban pajak mewah untuk sedan.
Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gaikindo menyatakan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari pemerintah.
Dia berarap, dengan penghapusan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) diharapkan mampu untuk meningkatkan penjualan sedan dan juga untuk meningkatkan ekspor.
“Tujuannya untuk meningkatkan penjualan di Indonesia dan untuk di Indonesia sendiri tidak hanya diisi produk MPV, tetapi diisi produk dalam negeri untuk tujuan ekspor,” ujar Jongkie kepada Kontan, Jumat (13/4).
Sebagai informasi, mengutip data Gaikindo mengenai penjualan sedan, memang ada penurunan untuk penjualan mobil sedan sampai dengan Februari 2018.
Tercatat penjualan mobil sedan sampai dengan Februari 2018, ada 1.323 unit. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.489.
Dengan diharapkannya persetujuan mengenai harmonisasi pajak tersebut tidak serta-merta memberikan harapan untuk menjadi basis produksi mobil sedan dan meningkatkan jumlah ekspor mobil sedan.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo menyatakan bahwa industri mobil tidak berdiri sendiri. Dia menjelaskan industri mobil tidak semata-mata hanya “industri mobil”.
“Industri otomotif merupakan sebuah sistem industri yang saling terkait, ada industri pendukung dari industri komponen, industri bahan baku, sampai industri logistik, perbankan dan asuransi semuanya saling terkait satu sama lain,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (15/4).
Dia menyatakan untuk dapat menjadi basis industri maka mata rantai tersebut harus bisa bekerja sama dan bersinergi satu sama lain dan dapat diandalkan untuk jangka waktu panjang.
Sedangkan untuk ekspor ia menyatakan bahwa bukan Australia saja yang menjadi negara tujuan. “Untuk ekspor bukan saja Australia, tetapi negara lain lain juga dilihat," ujarnya.
Kukuh juga menjelaskan untuk ekspor juga harus terlebih dahulu mempersiapkan segalanya dengan matang dan menyeluruh. Ia memberi tahu bahwa terkait kebijakan-kebijakan serta kebutuhan dari pasar atau negara yang dituju kemudian menentukan produk-produk unggulan yang paling diminati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News