Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) optimistis pertumbuhan bakal berlanjut hingga akhir tahun. Perusahaan juga berniat tetap melaksanakan efisiensi di setiap aspek operasional demi mengerek kinerja.
Keyakinan masih dimiliki produsen ban ini lantaran penjualan kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor mulai tumbuh setiap bulannya. Tren tersebut, kata Sekretaris Perusahaan GJTL Kisyuwono, juga dirasakan pasar ban dalam negeri.
Khususnya untuk segmen penjualan produk ban motor, pertumbuhannya sudah lebih baik ketimbang ban mobil. "Perusahaan melihat pertumbuhan yang lebih baik untuk segmen motor di Kuartal ketiga 2020 dibanding Kuartal kedua 2020," kata dia kepada Kontan, Jumat kemarin (13/11).
Baca Juga: Perlahan tapi pasti, bisnis ban mulai menggelinding di akhir tahun
Sayangnya manajemen enggan membeberkan lebih lanjut besaran pertumbuhan tersebut. Adapun diantara segmen bisnis ban replacement dan OEM, GJTL melihat prospek yang lebih baik di segmen penjualan replacement.
"Segmen replacement lebih baik dibanding dengan OEM. Kontribusi terbesar tetap datang dari ban radial, sama seperti tahun lalu," sebut Kisyuwono.
Berkaca pada laporan keuangan perusahaan hingga kuartal III-2020, pendapatan bruto dari penjualan ban mencapai Rp 9,32 triliun, disusul dengan penjualan bruto produk kain ban Rp 742,67 miliar.
Sekadar informasi, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, GJTL mengantongi pendapatan Rp 9,62 triliun, nilai tersebut turun 19,43% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,94 triliun. Rinciannya, pendapatan dari pihak berelasi lokal menyumbang Rp 19,83 miliar, pihak berelasi ekspor menyumbang Rp 1,98 triliun.
Kemudian penjualan pihak ketiga ke pasar lokal menyumbang Rp 5,88 triliun, dan penjualan pihak ketiga pasar ekspor tercatat sebesar Rp 1,84 triliun. Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan juga menyusut 21,38% menjadi Rp 7,83 triliun pada kuartal III-2020 ketimbang pada tahun sebelumnya Rp 9,96 triliun.
Dengan demikian laba kotor GJTL tercatat Rp 1,78 triliun pada kuartal III-2020 atau 9,64% lebih kecil daripada laba bruto Rp 1,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, emiten ini juga menanggung rugi kurs mata uang asing Rp 304,44 miliar, padahal pada tahun lalu GJTL masih mendulang keuntungan kurs Rp 115,71 miliar.
Alhasil, Gajah Tunggal harus mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 104,59 miliar, dimana pada kuartal ketiga tahun lalu GJTL masih membukukan laba bersih Rp 139,53 miliar. Berkaca pada tahun ini, GJTL mengakui bahwa ke depannya bisnis ban masih dipenuhi tantangan.
Baca Juga: Gajah Tunggal (GJTL) bukukan penurunan pendapatan pada kuartal III 2020
Namun Kisyuwono mengatakan seiring membaiknya perekonomian secara keseluruhan di tahun depan, industri ban juga akan berpeluang membaik. "Perseroan berkeyakinan mampu meningkatkan penjualan di tahun depan apabila tren pertumbuhan saat ini terus berlanjut," ungkapnya.
Bicara soal produk, manajemen mengungkapkan belum ada peluncuran produk ban baru selama tahun 2020 ini. Perusahaan diketahui masih memaksimalkan kapasitas produksi yang tersedia sepanjang tahun 2020.
Adapun kapasitas produksi untuk ban mobil radial penumpang, ban TBR, ban bias dan ban sepeda motor milik GJTL masing-masing berdiri di 45.500, 2.000, 13.000 dan 83.000 ban per hari. Sedangkan kapasitas produksi untuk produk non-ban yaitu masing-masing 75.000 ton untuk karet sintetis, 40.000 ton untuk kain ban dan 20.000 ton untuk benang filamen nilon per tahun.
Selanjutnya: Kinerja Gajah Tunggal (GJTL) masih tertekan, begini rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News