Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
SINGAPURA. Gandum kemungkinan menjadi komoditi pertanian dengan kinerja paling kinclong pada semester kedua tahun ini seiring dengan menyusutnya pengiriman gandum dari wilayah laut Hitam yang ujung-ujungnya membikin harga gandum dunia merangsek mumbul. Kajian ini ditegaskan oleh Barclay Capital, Jumat (13/8).
Sudakshina Unnikrishnan, VP Barclays Capital mengatakan, harga gandum kemungkinan akan menembus US$9 per bushel di Chicago; 21% lebih tinggi ketimbang penutupan kemarin. Penyebabnya adalah importir yang berupaya mencari suplai gandum alternatif setelah Rusia mengumumkan rencananya untuk menahan ekspor gandum akibat gangguan cuaca.
Gula, yang sempat menanjak ke level yang paling tinggi dalam 29 tahun terakhir pada bulan Februari 2010 lalu, justru akan menjadi komoditi yang kinerjanya paling memble. Soalnya, produksi gula surplus setelah sempat defisit dalam dua tahun terakhir ini. Alhasil, harga gula dunia pun terjungkal.
Nah, makin menanjaknya harga gula ini akan menggiring pembeli untuk mengalihkan pembelanjaannya ke produk komoditi lain seperti beras dan jagung. Hal ini diprediksi oleh HSBC Global Research Economists, termasuk Karen Ward and Frederic Neumann.
Harga gandum tersurung ke level yang paling tinggi dalam dua tahun terakhir pada 6 Agustus; sehari setelah Rusia mengumumkan penahanan ekspor gandumnya.
Kontrak gandum juga melonjak 75% dari level terndahnya tahun ini di level US$ 4,255 per bushel pada 9 Juni 2010 lalu ditengah curah hujan yang cukup tinggi di Kanada, kekeringan di Rusia maupun negara pengekspor lainnya.
Menurut US Department of Agriculture, Produksi gandum dunia akan anjlok ke level yang paling rendah dalam tiga tahun ini menjadi 645,7 juta ton di tahun gandum 2010-2011. Padahal, bulan lalu, USDA memprediksi produksi gandum akan mencapai 661 juta ton.
"Jika melihat produksi global, tanpa menghitung produksi negara-negara yang tergabung di bekas Soviet Union, sesungguhnya angka produksinya sangat sehat," kata Unnikrishnan. Menurutnya, suplai gandum tersebut akan mampu menahan laju harga gandum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News