kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ganti LPG, pemerintah bakal beri subsidi pada produk batubara yang jadi DME


Selasa, 15 Desember 2020 / 17:40 WIB
Ganti LPG, pemerintah bakal beri subsidi pada produk batubara yang jadi DME
ILUSTRASI. Kapal tongkan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye/17


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggembar-gemborkan hilirisasi batubara melalui proses gasifikasi untuk menghasilkan produk Dimethyl Ether (DME). Pemerintah pun sedang menyusun skema subsidi agar produk DME bisa kompetitif untuk mengganti penggunaan LPG.

Proyek batubara menjadi DME yang akan dikerjakan antara lain hasil kongsi antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero) dan Air Product. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto membeberkan, berdasarkan hasil simulasi, diperoleh kesimpulan bahwa harus ada subsidi yang diberikan kepada produk DME yang akan mensubstitusi LPG.

Apalagi, harga LPG saat ini sedang dalam level terendah. Sehingga subsidi pun dibutuhkan agar DME sebagai produk pengganti bisa menjadi ekonomis. "Yang menjadi catatan dari hasil simulasi harga, untuk di harga LPG saat ini memang kita harus memberikan subsidi untuk produk DME. Karena harga LPG sekarang mungkin salah satu level harga terendah sepajang masa. Yang jadi pertanyaan tentu ini tidak selamanya akan sustainable," terang Septian dalam acara Indonesia Mining Outlook, Selasa (15/12).

Dia memberikan gambaran, harga rata-rata LPG dalam 10 tahun terakhir berkisar di level US$ 550-600 per ton. Sedangkan dalam lima tahun terakhir jatuh ke angka US$ 350-an per ton. Dengan mempertimbangkan tingkat harga LPG tersebut, Septian menyampaikan bahwa pemerintah akan memberi subsidi di masa awal pabrik DME konsorsium PTBA itu beroperasi.

Baca Juga: Pertamina amankan stok BBM dan LPG di regional Jawa bagian tengah jelang Nataru

Septian memang belum secara jelas membeberkan besaran subsidi DME yang akan diberikan pemerintah. Yang pasti, tingkat subsidi DME itu akan mempertimbangkan besaran subsidi LPG. Nilai subsidi juga akan tergantung dari pergerakan harga komoditas migas.

"Jadi di awal awal ketika pabrik ini bisa beroperasi, mungkin akan ada tambahan subsidi yang harus diberikan on top of value subsidi yang diberikan kepada LPG. Subsidi lebih besar, tapi kita lihat ini dinamika bisa berubah signifikan, kalau kemudian harga LNG, harga minyak meningkat secara signifikan," terangnya.

Pemerintah pun sudah memiliki beberapa skema subsidi DME. Septian mengklaim pemerintah mencari jalan tengah agar pemberian subsidi dan konversi LPG menjadi DME ini tidak terlalu besar menambah beban negara. "Ini sudah ada beberapa simulasi yang sedang dikerjakan tim. Mungkin nanti kita akan sampaikan di bulan bulan depan," sambungnya.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×