kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Gapmmi Sebut Tren Pelemahan Rupiah Berpotensi Menggerus Laba Perusahaan


Selasa, 18 Juni 2024 / 16:38 WIB
Gapmmi Sebut Tren Pelemahan Rupiah Berpotensi Menggerus Laba Perusahaan
ILUSTRASI. Pelanggan berbelanja pada gerai ritel modern di Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (26/2/2024). Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menyatakan, harga makanan dan minuman masih stabil atau tidak mengalami kenaikan menjelang Ramadan. Pada Ramadan, biasanya pesanan industri makanan dan minuman akan meningkat 30% dibandingkan bulan normal. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Muhamad Aghasy Putra | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) sebut tren pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD) memukul industri karena dapat menggerus laba perusahaan.

Ketua Umum Gapmmi, Adhi Lukman membeberkan bahwa pelemahan rupiah akan membuat industri semakin tergerus mengingat banyak bahan baku impor dan pembiayaan lainnya yang dibeli dengan dollar AS. Ada banyak bahan baku dan bahan tambahan yang diimpor seperti kedelai, susu, garam, jagung food grade, dan gula serta bahan lainnya.

“Sudah rupiah melemah, biaya pengapalan luar negeri naik 3-4 kali lipat. Disisi lain ekspor juga semakin kompetitif dimana dengan ini buyer tertekan sehingga minta harga yang lebih baik,” paparnya saat dihubungi Kontan pada selasa, (18/6).

Baca Juga: Pergerakan IHSG Pekan Ini Akan Disetir Pelemahan Rupiah dan BI Rate

Ia menyerukan untuk pemerintah perlu antisipasi dengan mengintervensi permasalahan pelemahan dollar AS terhadap rupiah. Adapun aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) perlu direvisi karena itu menjadi beban bagi industri dan pemerintah perlu memikirkan insentif ekspor agar semakin membantu devisa.

Untuk industri, Gapmmi bilang untuk antisipasi dengan efisiensi bahan baku serta menari alternatif dengan sumberdaya lokal atau negara alternatif impor bahan baku. Lebih lanjut, perlu adanya penguatan produksi di hulu agar ketergantungan bahan baku impor semakin kecil.

Baca Juga: Apindo: Pelemahan Kurs Rupiah Mengancam Industri Manufaktur

“Kenaikan harga kan memang tergantung masing-masing industri, tapi yang jelas HPP naik dan menggerus laba. Jikalau harga dinaikkan pun tidak akan bisa sebesar kenaikan biaya karena mengingat daya beli konsumen akan semakin menurun,” imbuhnya.

Gapmmi juga bilang, idealnya nilai tukar rupiah terhadap USD ini stabil dan seharusnya pemerintah bisa intervensi agar tetap di kisaran maksimal itu Rp16 ribu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×